Sang kesatria cahaya sering bertanya pada diri sendiri pada diri sendiri, apa yang sedang mereka lakukan di sini. Kerap kali mereka merasa hidup tanpa makna _Paulo Coelho_
Manusia, apa yang kau cari!_Kiai Tohar_
Manusia Makhluk Berpikir
Mbah Aristoteles pernah berujar bahwa manusia adalah makhluk berpikir. Berpikir dapat diartikan dengan menyimpulkan terhadap peristiwa yang terjadi.
Berpikir juga dapat dimaknai dengan menyatukan antara satu ide dengan ide lainnya sehingga dibuatlah kesimpulan, jawaban, keputusan atau alasan.
Contoh ketika si Ani berjalan dengan si Andi di pasar ketika melihat itu kita biasanya langsung menyimpulkan bahwa mereka berpacaran. Apakah memang seperti itu?
Penyimpulan, jawaban, keputusan yang dibuat sang manusia ada kalanya benar dan adakalanya salah.
Benar yaitu kesesuaian antara apa yang dipikirkan dengan yang terjadi atau fakta (nyata) sedangkan salah adalah ketidaksesuaian antara apa yang dipikirkan dengan yang terjadi.
Berpikir yang bertujuan dalam bertindak yang manusia lakukan terasa lebih mudah diucapkan daripada merealisasikannya.
Kita seringkali abai atau menghindari bahkan tak mau ambil pusing berpikir apa tujuan sesuatu itu dilakukan.
Dampak lebih jauh dari berpikir bertujuan atau mencari makna adalah sebagian aktivitas manusia seperti kehilangan arahnya dan merasuki alam pikiran politisi, pendidik, pemimpin, Â serta profesi lainnya.
Politisi rabun ayam. Pendidik minim inovasi kreasi. Pemimpin minim visi.