Visi itu tidak cacat, orangnya yang cacat_Dominic Cummings_
Pagi ini saya baru selesai menonton film Drama Televisi Britania Raya tahun 2019  berjudul  "Brexit: The Uncivil War" yang di produksi secara bersama oleh Channel 4 Television, House Production dan HBO Film. Film ini ditulis oleh James Graham dan disutradarai oleh Toby Haynes.
Film ini berdurasi 01: 32: 33 (satu jam tiga puluh dua menit tiga puluh tiga detik). Film ini berdasarkan kisah nyata tentang rentetan peristiwa menjelang referendum 2016 dengan mendalami aktivitas para penyusun strategi kedua kubu yang  ingin rakyat Inggris menentukan pilihan suara (baca: referendum) untuk tetap menjadi anggota Uni Eropa atau keluar dari Uni Eropa.
Keinginan Inggris untuk tetap dalam keanggotaan Uni Eropa di dukung oleh Pemerintah berkuasa dengan Perdana Menteri David Cameron. Sedangkan yang memilih keluar terdiri dari beberapa partai oposisi.
Dan akhirnya Komisi Pemilihan Inggris mengumumkan hasil pilihan rakyat dari  jumlah total surat suara yang masuk 33. 577. 342. Jumlah suara 16.141.241 dari rakyat Inggris menginginkan tetap dalam "in" Uni Eropa dan 17.410.742 ingin meninggalkan "leave" atau keluar dari Uni Eropa.
Uni Eropa (UE) merupakan gabungan dari negara-negara Eropa yang membentuk menjadi satu kumpulan internasional dengan mengangkat satu Presiden Uni Eropa dan pada beberapa aspek seperti ekonomi yaitu mata uang memiliki kebijakan tunggal yaitu menggunakan mata uang euro.
Film ini tak hendak berkisah tentang hal itu tapi mengisahkan bagaimana cara yang dilakukan oleh para pendukung "in" dan pendukung "leave" menarik suara rakyat Inggris, apa saja yang disiapkan dan dilakukan, memilih motto, lobi sana-sini, menganalisis respon rakyat, perang di media massa dan media sosial, dan siapa para aktor dibelakang itu.
Peran Ilmuwan Data
Selain itu yang menarik dari film ini adalah dibentuknya tim yang memiliki keahlian khusus berusia muda bahkan adanya divisi ilmuwan data yang turut berperan serta dalam kelompok "leave."
Kedua kubu mempersiapkan dan menempati kantornya masing-masing yang dekat dengan rumah parlemen Inggris biasa disebut Istana Westminster.
