Mohon tunggu...
Fakhri Rhizadi
Fakhri Rhizadi Mohon Tunggu... -

bro & sis.... aku doyan bangeeeeet nonton pilem..... review filmku ada di : http://fakhri95.multiply.com/ tapi dah lama gak ku-update neeh ... ada juga di http://www.scribd.com/doc/30330627/Resensi-Film-by-Fakhri-Rhizadi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Benteng Digital, Thriller Teknologi Karya Dan Brown

15 Februari 2012   02:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:38 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13292738771862516278

Novel yang dikarang Dan Brown ini merupakan novel fiksi yang bergenre thriller. Pembaca diajak untuk mengeksplor dunia digital, agensi-agensi pemerintah Amerika, psikologi manusia dalam menentukan mana paranoid dan mana patriot, kelicikan manusia dan sejauh mana dampak teknologi bisa berpengaruh bagi kehidupan manusia. Lebih jauh lagi Dan Brown juga mengajak kita memikirkan tema-tema yang mungkin sudah umum diperbincangkan, namun bersifat krusial bagi kehidupan manusia, seperti kehormatan, karma, patriotism, loyalitas, kasih sayang, kejujuran serta hubungan antar elemen. Komponen-komponen bervariasi ini berhasil digabungkan oleh Dan Brown menjadi sebuah thriller yang tidak pernah membuat bosan membacanya dalam salah satu novel terbaiknya, Benteng Digital.

Cerita novel ini berfokus pada Susan dan David, pasangan yang baru menikah, di mana sang istri, Susan, bekerja di National Security Agency (NSA). NSA sendiri adalah agensi pemerintah yang bertugas melindungi sistem keamanan Amerika dari para penjahat yang menggunakan teknologi dan sistem digital dalam melakukan pekerjaannya. Untuk melakukan tugasnya dengan baik, NSA menciptakan TRANSLTR yaitu alat pemecah kode yang bisa menyandikan pesan apa pun dalam kode sandi apa pun. Dengan kata lain, para penjahat menggunakan kode sandi untuk membuat pesannya sulit dilacak dan dimengerti maka TRANSLTR lah yang memecah sandi mereka maka didapatlah informasi yang berharga sehingga pesan tersebut bisa dimanfaatkan untuk mengalahkan mereka.

Masalah muncul ketika salah satu karyawan NSA yang jenius, Ensei Tankado, memiliki perbedaan persepsi tentang TRANSLTR. Ia menganggap TRANSLTR sebagai penyadap yang bisa melanggar hak asasi manusia, yaitu  hak menyimpan rahasia. Ia pun diberhentikan karena dianggap ancaman. Ia berjanji akan memastikan setiap orang berhak menyimpan rahasia ketika ia diberhentikan.

Setelah berhenti dari NSA, Tankado terbukti telah menepati janjinya ketika beberapa bulan kemudian ia mengirim sebuah “Benteng Digital” ke markas NSA. Benteng Digital adalah kode sandi yang berotasi  yang tak terpecahkan oleh TRANSLTR dan membuat TRANSLTR tidak sadar bahwa ia telah memecahkan kode tersebut. Kepanikan pun melanda markas NSA dan semua orang berusaha mencari solusi terbaik, termasuk Susan dan atasannya, Strathmore. Masalah bertambah runyam ketika sebuah fakta yang lebih mengerikan terungkap. Ensei Tankado ternyata telah dibunuh di Spanyol dan satu-satunya kunci untuk memecahkan Benteng Digital ada di cincinnya yang hilang entah ke mana. Untuk menjaga rahasia keberadaan Benteng Digital yang apabila rahasia itu terbongkar bisa menimbulkan kepanikan, Strathmore mengirim orang yang sudah ia kenal untuk mencari cincin tersebut. Orang yang dimaksud adalah David, suami Susan, yang belum berpengalaman dan merupakan guru universitas jurusan Bahasa Spanyol.

Perjuangan Susan dan David untuk menyelamatkan sistem keamanan Amerika Serikat serta berbagai rahasia besar negara pun dimulai. Dan Brown berhasil menghadirkan ketegangan dalam menggambarkan perjuangan Susan dan David. Dalam menceritakan Susan, Dan Brown lebih memusatkan perhatian ke dunia digital. Susan diceritakan sebagai ahli komputer handal yang berusaha mengungkap rahasia-rahasia penting mengenai Benteng Digital melalui keahliannya mengakses data-data yang seharusnya tidak diakses. Ketegangan hadir ketika Susan berusaha menyusup, mengakses dan mengunduh data-data dari berbagai mainframe, baik dari dalam NSA maupun dari luar.

Petualangan David di Spanyol sendiri berhasil mengimbangi ketegangan yang dihadirkan Dan Brown di NSA. Pembaca diajak menyusuri tempat-tempat bersejarah di Spanyol. Pembaca juga diajak menyaksikan aksi kejar-kejaran yang membelah Spanyol karena David tenyata bukan satu-satunya orang yang mencari cincin Tankado. Salah satu aksi yang paling menonjol adalah aksi di salah satu gereja di Spanyol yang mirip adegan aksi di film action, di mana adegan ini melibatkan aksi tembak-menembak dan kejar-kejaran yang seru dan menegangkan.

Novel ini dipenuhi istilah dan wawasan teknologi digital yang sangat luas. TRANSLTR dan NSA misalnya, merupakan  hal yang jelas keberadaannya di dunia nyata. Teknologi canggih seperti Monocle dan Gauntlet pun ikut dibahas dalam novel ini. Namun, kelihaian Dan Brown yang paling menonjol adalah dalam menggambarkan internet dan penggunaannya oleh para staff NSA.

Walaupun David, Susan dan Strathmore adalah tiga tokoh paling menonjol, namun Dan Brown tidak melupakan peranan karakter pembantu seperti Jabba. Jabba adalah teknisi NSA yang memiliki kepribadian dan ciri khas tersendiri. Karakter lain seperti Leland Fontaine yang menjadi pemimpin NSA, Greg Hale rekan kerja Susan. Pembunuh yang mengejar David pun memiliki peranan penting dalam cerita. Intinya Dan Brown bisa menceritakan tokoh pelengkap karena berhasil mengembangankan karakter secara proposional sehingga pembaca tidak akan melupakan mereka.

Buku ini menonjol dalam memberikan alur cepat yang dinamis sehingga pembaca tidak akan bosan. Teknik Dan Brown agar pembaca terus membaca sangat terasa di sini. Suatu adegan yang telah mencapai suatu ketegangan biasanya dipotong oleh Dan Brown dan menggantinya dengan adegan lain yang tensi ketegangannya belum naik. Berbagai kejutan seperti siapa pembunuh Ensei Tankado sebenarnya berhasil membuat pembaca yang jam terbang membacanya tinggi bisa menebak. Dan Brown juga berhasil mengaburkan batas antara kebaikan dan kejahatan sehingga patriot dan paranoid akan sama-sama puas. Hal ini digambarkan melalui kepribadian karakter-karakternya yang sangat manusiawi dan sikap-sikap mereka yang realistis.

Namun, hal-hal di atas bukan berarti buku ini serta merta tanpa kekurangan. Dan Brown sepertinya kurang bisa menggambarkan sosok penampilan karakternya dan tempat-tempat di mana mereka berada. Hal ini memang bisa mengurangi kenikmatan membaca novelnya dan membuat beberapa adegan sulit dibayangkan. Tetapi, ditinjau dari kelebihan-kelebihan yang ada, Benteng Digital tetaplah  menjadi salah satu thriller teknologi terbaik dan paling realistis yang pernah ada.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun