Pati, Jawa Tengah (13/07/2023) Tahun 2015 Indonesia memasuki Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN (AFTA) dan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), maka dari itu perkembangan kegiatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu bidang usaha yang menjadi benteng ekonomi nasional.
Basis Data Tunggal Koperasi dan UMKM akan menjadi acuan perumusan langkah strategis dan tepat sasaran untuk pengembangan Koperasi dan UMKM Indonesia. Pemerintah Kabupaten Pati terus menekankan pentingnya memiliki sistem data yang baik dan mutakhir, terlebih dalam pendataan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) agar para pelaku UMKM dapat lebih mudah dalam mengurus legalitas usahanya. Namun tidak jarang bahwa kurangnya pengetahuan Masyarakat tentang keberadaan UMKM di desanya sendiri disebabkan karena belum tersedianya data yang akurat. Hal ini mengakibatkan para pelaku usaha di desa tersebut kurang memiliki daya saing dan kurang terkenalnya produk mereka sampai ke luar desanya sendiri.
Saya juga kurang tahu mbak untuk  jumlah dan jenis umkm yang ada di Desa Margomulyo karena belum pernah ada yang melakukan pendataan disini. Jadinya kami juga tidak memiliki data yang akurat tentang UMKM seperti itu, ujar salah satu pelaku UMKM di Desa Margomulyo (7/07/2023).
Sebagai kontribusi untuk membangun basis data tunggal koperasi dan UMKM terutama di Desa Margomulyo, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati salah satu Mahasiswa KKN TIM II Universitas Diponegoro mengadakan program keilmuan dengan judul "Pendataan UMKM sebagai upaya penertiban administrasi di bidang kewirausahaan" yang dilaksanakan oleh Fakhra Heryuni Prastanti dari Prodi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Program tersebut dilakukan pada tanggal 13 Juli 2023 di Balai Desa Margomulyo. Target peserta dalam pemberian materi tersebut adalah para pelaku UMKM yang ada di Desa Margomulyo.
Pendataan UMKM tersebut dilakukan dengan menggunakan media formulir dan disebarkan ke para pelaku UMKM yang hadir pada acara tersebut. Isi formulir terdiri dari nama usaha, nama pemilik usaha, alamat usaha, omset penjualan, tenaga kerja yang dimiliki, bahan baku yang digunakan dan cara memperolehnya, pemasaran yang dilakukan, izin usaha yang dimiliki, dan kendala yang dialami selama menjalani usaha. Hasil pendataan tersebut selanjutnya diolah menjadi database  menggunakan aplikasi software Microsoft Excel dan Word. Hal tersebut dilakukan untuk mengelompokkan data, mempermudah identifikasi data, dan menyiapkan data guna mendapatkan suatu informasi dengan cepat dan akurat.
Berdasarkan hasil pendataan, diketahui terdapat 20 UMKM di Desa Margomulyo yaitu UMKM makanan ringan, katering, sembako, snack box, salon, penjahit, dan minuman kopi. UMKM di Desa Margomulyo termasuk dalam kriteria UMKM Mikro diantaranya yaitu UMKM yang memiliki kekayaan bersih maksimal Rp 50 juta dan hasil penjualan tahunan maksimal Rp 300 juta. Mayoritas wilayah pemasaran para pelaku UMKM adalah di Desa sendiri dan Kecamatan Tayu.
Kendala yang dihadapi oleh UMKM di Desa Margomulyo adalah modal dan pengembangan produk. Selain itu mayoritas UMKM belum memiliki izin usaha yang diterbitkan oleh Dinas Perdagangan, UMKM dan Koperasi. Hanya beberapa UMKM saja yang memiliki izin usaha, seperti PIRT, HALAL, dan Surat Keterangan Domisili. Belum adanya izin usaha ini membuat pelaku UMKM tidak dapat meminjam modal ke bank karena minimal suatu usaha harus menunjukkan izin usaha.
Selain pembuatan database, Fakhra (21) juga membuat e-Katalog UMKM Desa Margomulyo. e-Katalog ini berisikan data pokok UMKM yang telah dipilih dan terdiri dari nama usaha, nama pemilik usaha, No.HP, media sosial, bahan baku, dan foto produk. Katalog tersebut diberikan kepada Ibu Elina Andriani selaku koordinator UMKM di Desa Margomulyo. Kemudian, softfile e-Katalog ini juga dibagikan kepada Masyarakat Margomulyo melalui grup WhatsApp.
https://online.fliphtml5.com/xigzn/tigk/