Mohon tunggu...
FAKHRA SHIBNIFADHILA
FAKHRA SHIBNIFADHILA Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

FAKHRA SHIBNI FADHILA NIM: 43119010208 FAKULTAS : MANAJEMEN JURUSAN :EKONOMI DAN BISNIS DOSEN : Apollo, Prof. Dr, M.Si. AK. Universitas Mercubuana jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perjalanan Intelektual dan Kontroversi Friedrich Nietzshe

18 Juni 2023   18:00 Diperbarui: 18 Juni 2023   18:05 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Friedrich Nietzsche, seorang filsuf abad ke-19 yang kontroversial, lahir pada tanggal 15 Oktober 1844 di Röcken, Prusia. Friedrich Nietzsche lahir di keluarga yang religius di Röcken, sebuah desa di Prusia. Ayahnya adalah seorang pendeta Lutheran yang memainkan peran penting dalam pembentukan nilai-nilai agama Nietzsche. Keluarganya memiliki tradisi intelektual yang kuat, dan Nietzsche tumbuh dalam lingkungan yang mendorong minat dalam sastra dan filsafat.

Kehidupan dan pemikirannya telah menjadi sumber inspirasi dan kontroversi bagi banyak orang. Salah satu karya terkenalnya, "Lahirnya Tragedi", memiliki pengaruh yang mendalam dalam sejarah pemikiran filsafat dan budaya. Artikel ini akan menjelajahi latar belakang kehidupan Nietzsche, konteks sosial dan intelektual pada saat itu, serta isu-isu utama yang dibahas dalam "Lahirnya Tragedi".

B. Perjalanan Akademik dan Pengaruh Filosofis

Setelah menyelesaikan pendidikan menengahnya, Nietzsche melanjutkan studinya di Universitas Bonn dan kemudian di Universitas Leipzig. Dia belajar bahasa klasik dan teologi, tetapi minatnya segera beralih ke filsafat. Nietzsche dipengaruhi oleh karya-karya Arthur Schopenhauer, seorang filsuf Jerman yang menekankan penderitaan manusia dan nihilisme.

C. Kesehatan Mental dan Penurunan

Pada usia 24 tahun, Nietzsche menderita penyakit yang mengakibatkan gangguan kesehatan mental dan fisik yang berkelanjutan. Penyakit tersebut sering kali membuatnya tidak dapat bekerja secara produktif dan mengalami periode depresi yang mendalam. Kesehatan mental Nietzsche menjadi semakin memburuk seiring berjalannya waktu, dan dia menghabiskan sisa hidupnya dalam perawatan dan ketergantungan pada orang lain. Meskipun kehidupan pribadinya yang penuh penderitaan, pengalaman Nietzsche dengan penderitaan dan kesulitan telah memengaruhi pemikirannya tentang kondisi manusia dan eksistensi. Pemahaman yang mendalam tentang ketidakpastian dan penderitaan ini tercermin dalam karya-karyanya, termasuk "Lahirnya Tragedi".

II. KONTEKS SOSIAL DAN INTELEKTUAL PADA ABAD KE-19

A. Perkembangan Kondisi Sosial-Politik

Abad ke-19 ditandai oleh perubahan sosial dan politik yang signifikan di banyak negara di Eropa dan dunia. Di Eropa, terjadi pergeseran dari tatanan sosial feodal menuju masyarakat yang lebih modern dan industri. Beberapa negara mengalami perubahan politik, termasuk Revolusi Prancis pada akhir abad ke-18 yang mempengaruhi pemikiran dan dinamika sosial di masa mendatang.

B. Revolusi Industri dan Perubahan Budaya

Abad ke-19 adalah era Revolusi Industri yang mengubah fundamental cara hidup masyarakat. Perkembangan mesin dan teknologi mengarah pada industrialisasi yang cepat, urbanisasi massal, dan perubahan dalam pola kerja dan produksi. Hal ini berdampak pada pergeseran budaya, gaya hidup, dan perubahan dalam nilai-nilai sosial. Pertumbuhan kelas pekerja dan kemiskinan menjadi isu sosial yang signifikan pada periode ini.

C. Perkembangan Pemikiran Filosofis

Abad ke-19 adalah periode intelektual yang produktif dalam sejarah filsafat. Beberapa pemikir dan aliran pemikiran yang mempengaruhi Nietzsche muncul pada waktu ini. Idealisme Jerman, terutama karya Immanuel Kant dan Georg Wilhelm Friedrich Hegel, memiliki pengaruh yang signifikan. Filsuf eksistensialis seperti Søren Kierkegaard juga muncul dengan pemikiran tentang kebebasan, individu, dan pilihan. Selain itu, munculnya positivisme dan materialisme ilmiah juga memengaruhi pemikiran pada masa itu. Charles Darwin dengan teori evolusinya dan Sigmund Freud dengan teori psikoanalisisnya memberikan kontribusi penting dalam memahami manusia dan keberadaannya.

Konteks sosial, politik, dan intelektual yang kompleks ini memberikan landasan penting bagi perkembangan pemikiran Nietzsche. Pengaruh dari perubahan sosial dan pemikiran filsafat pada masanya dapat ditemukan dalam karyanya, termasuk "Lahirnya Tragedi", yang mengeksplorasi tema-tema fundamental tentang manusia, budaya, dan eksistensi.

III. PENGANTAR "LAHIRNYA TRAGEDI"

A. Latar Belakang Karya

"Lahirnya Tragedi" (Die Geburt der Tragödie) adalah salah satu karya terkenal Friedrich Nietzsche yang diterbitkan pada tahun 1872. Karya ini menggabungkan elemen filsafat, teori seni, dan pemahaman budaya untuk menyajikan pandangan Nietzsche tentang esensi tragedi dan peran seni dalam kehidupan manusia.

Dalam "Lahirnya Tragedi", Nietzsche menggambarkan munculnya tragedi klasik Yunani sebagai pencapaian budaya tertinggi. Dia mengkritik kebudayaan modern yang dianggapnya terlalu rasional dan terlalu jauh dari akar-akar irasional dan insting manusia. Karya ini juga mencakup penjelasan tentang dua prinsip estetika utama yang Nietzsche sebut sebagai "Dionisius" dan "Apollonian".

B. Pendekatan Estetika dan Budaya

Nietzsche mengembangkan dua konsep sentral dalam "Lahirnya Tragedi", yaitu "Dionisius" dan "Apollonian". Dionisius menggambarkan aspek irasional, gelap, dan ekstatis dalam seni dan manusia, sementara Apollonian mewakili aspek yang teratur, harmonis, dan proporsional. Nietzsche berpendapat bahwa tragedi Yunani adalah hasil dari perpaduan intensitas Dionisius dengan harmoni Apollonian. Melalui analisis estetika dan budaya, Nietzsche mengeksplorasi pentingnya seni, khususnya tragedi, dalam memahami kondisi manusia. Dia berargumen bahwa seni memiliki kemampuan untuk mengungkapkan penderitaan dan konflik yang ada dalam kehidupan manusia serta untuk memberikan makna yang mendalam dan pemahaman eksistensial.

C. Pandangan tentang Tragedi Yunani

Dalam "Lahirnya Tragedi", Nietzsche menganggap tragedi Yunani sebagai bentuk seni tertinggi yang mencapai keselarasan antara elemen Dionisius dan Apollonian. Dia mengagumi tragedi Yunani karena mampu menghadirkan kehidupan yang penuh kontradiksi, penderitaan, dan ketidakpastian. Nietzsche melihat tragedi Yunani sebagai sarana untuk menghadapi realitas pahit kehidupan manusia dan memperoleh pemahaman mendalam tentang eksistensi.

Pandangan Nietzsche tentang tragedi Yunani juga melibatkan konsep "nihilisme" yang dijelaskan dalam karyanya. Dia berpendapat bahwa tragedi Yunani menghadapi kenyataan nihilistik dunia, yaitu ketidakbermaknaan dan kehampaan, dengan memperkuat kehendak untuk hidup dan menemukan keindahan dalam tragedi itu sendiri.

Dengan pemahaman ini, "Lahirnya Tragedi" memberikan wawasan yang mendalam tentang peran seni dalam kehidupan manusia dan tantangan kebudayaan modern yang dihadapi Nietzsche. Karya ini menjadi tonggak penting dalam pemikiran filsafat dan estetika Nietzsche serta mempengaruhi pemikiran dan penafsiran budaya hingga saat ini.

IV. ISU-ISU UTAMA DALAM "LAHIRNYA TRAGEDI"

A. Dekadensi dan Nihilisme

Salah satu isu utama yang dikemukakan Nietzsche dalam "Lahirnya Tragedi" adalah dekadensi dan nihilisme dalam kebudayaan modern. Nietzsche mengkritik keadaan budaya pada zamannya yang dianggapnya terjebak dalam pemikiran rasional dan moralitas yang terlalu sempit. Dia menggambarkan dekadensi sebagai kehilangan vitalitas dan kehidupan yang mendasar bagi manusia, sedangkan nihilisme adalah ketidakbermaknaan dan kehampaan yang dihadapi oleh individu dan masyarakat.

B. Pertentangan Budaya Dionisius dan Apollonian

Konsep Dionisius dan Apollonian dalam "Lahirnya Tragedi" juga merupakan isu utama yang dibahas oleh Nietzsche. Dia menganggap pertentangan antara prinsip-prinsip Dionisius dan Apollonian sebagai dasar dari karya seni yang kuat dan mencerminkan kondisi manusia. Dionisius mewakili unsur irasional, kehidupan insting, dan kekacauan, sementara Apollonian melambangkan unsur teratur, harmoni, dan keindahan.

Nietzsche berpendapat bahwa pertentangan antara kedua prinsip ini memainkan peran penting dalam menciptakan tragedi yang penuh vitalitas dan kekuatan. Bagi Nietzsche, hanya melalui perpaduan yang dinamis antara Dionisius dan Apollonian, manusia dapat menghadapi realitas kehidupan dengan penuh keberanian dan mencapai pemahaman yang lebih dalam tentang eksistensi.

C. Kritik terhadap Kebudayaan Modern

"Lahirnya Tragedi" juga menampilkan kritik Nietzsche terhadap kebudayaan modern. Dia melihat kebudayaan modern sebagai dekadensi dan pengkhianatan terhadap akar-akar irasional dan vital dalam diri manusia. Nietzsche menggambarkan kebudayaan modern sebagai kehilangan vitalitas, kehilangan kontak dengan alam, dan kecenderungan untuk mengejar kesempurnaan dan kesempitan rasionalitas yang membatasi kehidupan manusia.

Nietzsche mengajukan pertanyaan tentang bagaimana kebudayaan modern dapat menemukan kembali vitalitas dan nilai-nilai yang sejati. Dia menyelidiki apakah seni dan kreativitas dapat menjadi sarana untuk mengatasi dekadensi dan nihilisme dalam kebudayaan modern.

Dengan mengangkat isu-isu ini, "Lahirnya Tragedi" memberikan pandangan yang kritis dan kontroversial terhadap kondisi manusia dan kebudayaan pada masanya. Karya ini mengajak pembaca untuk mempertanyakan asumsi-asumsi yang dipegang oleh kebudayaan modern dan mencari cara untuk mengembalikan vitalitas dan nilai-nilai yang mendasar bagi eksistensi manusia.

V. DAMPAK DAN INTERPRETASI PASCA "LAHIRNYA TRAGEDI"

A. Respon Awal dan Kontroversi

"Lahirnya Tragedi" mendapat tanggapan yang bervariasi pada awalnya. Beberapa orang mengapresiasi keberanian dan keunikan pandangan Nietzsche, sementara yang lain merasa terganggu oleh ide-idenya yang kontroversial. Beberapa filsuf dan intelektual pada masanya tidak sepenuhnya memahami atau menerima karya ini.

Kritik utama terhadap "Lahirnya Tragedi" adalah kekurangan analisis historis dan filologis yang cukup serta penggunaan metafora yang berlebihan. Namun, karya ini tetap memperoleh perhatian yang signifikan dan mendobrak batasan-batasan pemikiran tradisional.

B. Pengaruh terhadap Filsafat dan Sastra

 "Lahirnya Tragedi" memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan filsafat dan sastra. Karya ini memperkenalkan konsep-konsep baru seperti Dionisius dan Apollonian yang kemudian menjadi pusat perdebatan dan pemikiran filsafat. Konsep-konsep ini berpengaruh pada aliran-aliran filsafat seperti eksistensialisme, estetika, dan kajian budaya.

Pemikiran Nietzsche tentang nihilisme, dekadensi, dan kebangkitan vitalitas juga mengilhami berbagai penulis, seniman, dan pemikir. Para filsuf seperti Martin Heidegger, Michel Foucault, dan Gilles Deleuze mengadopsi pemikiran Nietzsche dalam karya-karya mereka. Pemikiran Nietzsche juga berdampak pada sastra, terutama dalam aliran-aliran seperti ekspresionisme dan modernisme.

C. Relevansi Kontemporer

"Lahirnya Tragedi" tetap relevan dalam konteks kontemporer. Konsep-konsep seperti dekadensi, nihilisme, dan pertentangan antara irasional dan rasional terus memunculkan perdebatan dan pemikiran baru. Karya ini menantang pandangan tradisional tentang seni, budaya, dan eksistensi manusia, mengundang pembaca untuk merenungkan tentang makna kehidupan dan nilai-nilai yang mendasar bagi manusia.

Pemikiran Nietzsche tentang seni sebagai jalan untuk menghadapi penderitaan dan mencapai pemahaman yang mendalam tentang eksistensi juga memiliki relevansi dalam konteks psikologi dan kesejahteraan mental saat ini. Pandangannya tentang pentingnya vitalitas, kreativitas, dan keberanian dalam menghadapi tantangan hidup dapat memberikan inspirasi dalam menghadapi kompleksitas dan ketidakpastian zaman modern.

Selain itu, konsep Nietzsche tentang kebudayaan modern, dekadensi, dan kebutuhan untuk mengembalikan nilai-nilai yang sejati tetap menjadi pertanyaan penting dalam menghadapi perubahan sosial, teknologi, dan globalisasi saat ini.

Secara keseluruhan, "Lahirnya Tragedi" terus memainkan peran penting dalam pemikiran dan diskusi intelektual kontemporer, menantang pandangan-pandangan konvensional dan memunculkan refleksi tentang manusia, seni, budaya, dan eksistensi manusia.

VI. KESIMPULAN

Dalam karya monumental "Lahirnya Tragedi", Friedrich Nietzsche memberikan pandangan filosofis yang mendalam tentang kehidupan, seni, dan kebudayaan. Karya ini tidak hanya merupakan kritik terhadap kebudayaan modern pada abad ke-19, tetapi juga mengeksplorasi isu-isu yang relevan hingga saat ini.

Dalam konteks sosial dan intelektual abad ke-19, Nietzsche mengamati perubahan yang terjadi di masyarakat, termasuk kondisi sosial-politik yang berkembang, revolusi industri, dan perkembangan pemikiran filosofis. Karya ini mencerminkan pergolakan budaya pada masa itu dan merupakan respons terhadap keadaan kebudayaan yang Nietzsche anggap dekadent dan terjauh dari akar-akar vitalitas manusia.

Salah satu isu utama yang dibahas adalah dekadensi dan nihilisme dalam kebudayaan modern. Nietzsche mengkritik pendekatan rasional dan moralitas yang sempit, yang menurutnya telah menghancurkan vitalitas manusia. Pemikirannya tentang dekadensi dan nihilisme masih relevan hingga saat ini, ketika banyak orang menghadapi perasaan kehilangan dan ketidakbermaknaan dalam dunia yang semakin kompleks.

Konsep Dionisius dan Apollonian juga menjadi fokus penting dalam karya ini. Nietzsche menganggap pertentangan antara kedua prinsip ini sebagai sumber vitalitas dan kekuatan seni yang autentik. Perpaduan dinamis antara aspek irasional dan rasional, kehidupan insting dan harmoni, menciptakan tragedi Yunani klasik yang dianggapnya sebagai bentuk seni tertinggi. Konsep ini memicu perdebatan yang berkelanjutan tentang peran seni dan harmoni dalam kehidupan manusia.

"Lahirnya Tragedi" juga memiliki dampak yang luas. Meskipun mendapat respon yang beragam pada awalnya, karya ini mempengaruhi perkembangan filsafat dan sastra. Pemikiran Nietzsche tentang dekadensi, nihilisme, vitalitas, dan nilai-nilai yang sejati telah menginspirasi banyak pemikir, penulis, dan seniman pada abad ke-20 dan ke-21. Konsep-konsep ini terus diperdebatkan dalam berbagai disiplin ilmu dan memengaruhi pemahaman kita tentang manusia, seni, dan budaya.

Dalam konteks kontemporer, "Lahirnya Tragedi" tetap relevan. Isu-isu yang dikemukakan Nietzsche, seperti perjuangan melawan dekadensi budaya modern, pertentangan antara irasional dan rasional, dan pencarian makna eksistensial, masih menjadi tantangan yang dihadapi oleh manusia saat ini. Karya ini mengajak kita untuk merenungkan makna kehidupan, keterbatasan kebudayaan modern, dan pentingnya menghidupkan kembali vitalitas dan nilai-nilai yang autentik dalam kehidupan kita.

Dalam kesimpulan, "Lahirnya Tragedi" adalah karya yang berpengaruh dan relevan hingga saat ini. Nietzsche menghadirkan pemikiran yang kontroversial dan kompleks tentang seni, kebudayaan, dan kehidupan manusia. Karya ini menantang asumsi-asumsi yang dipegang oleh kebudayaan modern dan memicu perdebatan intelektual yang berkelanjutan. Dalam menghadapi kompleksitas zaman kita, pemikiran Nietzsche dalam "Lahirnya Tragedi" mengajak kita untuk mencari makna, vitalitas, dan nilai-nilai yang mendasar bagi eksistensi manusia.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Nietzsche, Friedrich. The Birth of Tragedy. Translated by Walter Kaufmann, Vintage Books, 1967.
  2. Schacht, Richard. Nietzsche. Routledge, 2013.
  3. Young, Julian. Friedrich Nietzsche: A Philosophical Biography. Cambridge University Press, 2010.
  4. Nehamas, Alexander. Nietzsche: Life as Literature. Harvard University Press, 1985.
  5. Deussen, Paul. Friedrich Nietzsche: A Philosophical Introduction. University of Illinois Press, 1980.
  6. Kaufmann, Walter. Nietzsche: Philosopher, Psychologist, Antichrist. Princeton University Press, 1974.
  7. Magnus, Bernd, and Higgins, Kathleen M. The Cambridge Companion to Nietzsche. Cambridge University Press, 1996.
  8. Lampert, Laurence. Nietzsche's Task: An Interpretation of Beyond Good and Evil. Yale University Press, 2001.
  9. Solomon, Robert C. Nietzsche: A Collection of Critical Essays. Anchor Books, 1973.
  10. Safranski, Rüdiger. Nietzsche: A Philosophical Biography. W. W. Norton & Company, 2002.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun