Mohon tunggu...
Fakhara Agam
Fakhara Agam Mohon Tunggu... -

Besar, minus, 180 cm, kanan, musthad 'afin

Selanjutnya

Tutup

Catatan

When The Love is Unspoken

11 Desember 2011   07:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:32 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu hari saya sedang iseng membaca blog populer setelah sekian lama tidak mengunjunginya. Ketika saya telusuri lebih jauh ada salah satu tulisan yang membuat saya tertarik untuk membacanya. Judul tulisan itu adalah “Love Unspoken”. Sekilas saya baca ternyata tulisan itu adalah opini mengenai gelombang merah jambu antara dua orang lawan jenis yang dibatasi suatu kaidah dari suatu prinsip dan keyakinan. Ya, memang mayoritas tulisan soal cinta selalu didefinisikan sebagai cerita dua sedjoli yang sedang dimabuk asmara. Definisi cinta yang disebut “eros” yaitu identik dengan romantis, asmara, dan nafsu. Meskipun tulisan ini jelas berbeda pendekatannya. Narasi cinta soal asmara itu seringkali digambarkan dalam kisah kisah yang memilukan, dan tak jarang berakhir pada pada tragedi kemanusiaan seperti “Romeo and Juliet” dan juga “Layla dan Majnun”. Atau yang berakhir pada kesedihan seperti Landon dan Jeane dalam “A Walk to Rememmber” dan juga dorama “One litre of Tears” (lupa siapa nama tokohnya). Yah, kalo memang merasa belum siap, sebaiknya kita berbicara soal cinta dengan definisi lain, atau nanti akan berakhir seperti kisah kisah diatas, hehe Dua hari kemudian sepulang kuliah, saya membuka akun twitter. Salah satu tokoh yang cukup terkenal di dunia yaitu Dhepak Cophra mengetweet sebuah kalimat: “Rewire your brain for higher counciousness by paying attention to love, compassion, and joy”. Hmmm... Retweet ah. Ya begitulah, kurang lebih maknanya mengenai pemberian perhatian untuk cinta, belas kasih, dan kebahagiaan. Jadi maksud dari kalimat ini adalah memberikan perhatian, bukan menyatakan perhatian. Sama sama melakukan pekerjaan tetapi berbeda perlakuan. Mungkin inilah yang namanya Love unspoken. Tidak terucap tetapi tapi memberikan bukti ketulusan yang nyata. Benar sekali, tak selamanya perasaan cinta itu selalu diungkapkan dengan kalimat yang menyatakan rasa cinta. “Friends are the most important recipe of our life” Tidak selamanya pula rasa cinta itu selalu diidentikan dengan kisah asmara, mengapa tidak cinta itu merupakan ungkapan rasa sayang (agape) kepada sahabat kita?  Bukankah mereka adalah bagian penting dari kehidupan kita yang selalu memberikan inspirasi, motivasi, rasa senang, kebahagiaan dan mempunyai investasi besar dalam keberhasilan kita di dunia? Dan bukankah takdir kita sebenarnya berkaitan dan saling dipengaruhi oleh takdir mereka pula? (kata mas TL) hehe Lalu kapankah ketika rasa cinta kepada sahabat kita itu tak terucap? When the love is unspoken.. Pernahkah kita sejenak berkunjung ke koskosan teman kita, hanya untuk sekedar rebahan dan bertanya “gimana skripsinya uda sampai mana, ada yang bisa dibantu gak neh boi?” When the love is unspoken.. Pernahkah saat kita melihat teman kita pulang berjalan kaki, lalu tak lama berselang hujan turun dengan lebatnya. Lalu tiba tiba kita tak sengaja mengucap dalam hati “Ya Allah, jagalah dia, lindungilah dia, jauhkanlah dia dari marabahaya” When the Love is unspoken.. Pernahkah saat teman kita berpamitan pulang lalu kita berbasa basi menyambutnya “Ati ati dijalan bro, awas lho mendungnya uda mo nyampe ubun ubun”. When the love is unspoken.. Pernahkah saat kita berpamitan dengan teman kita lalu berkata “neh.. buku buat kamu, jangan cuma jadiin bantal tapi juga dibaca, aku buruan balik dulu ya, Salammulaikoom..” When the love is unspoken.. Pernahkah kita mengirim sms sms nasihat, kata mutiara, atau justru sms “geje” pada teman kita hanya untuk sekedar membuatnya tersenyum, atau terkadang ngakak, atau sekedar berbagi kegalauan? *hallaaah.. Atau justru kita dapet kiriman sms dengan sapaan melambai dari teman kita sesama lelaki, “hey cin, sabtu rihlah kemane gitu yuk...” *rasanya seluruh badan dikerubuti ulat bulu : D When the love is unspoken.. Pernahkah kita usil pada teman sekelas kita, hanya sekedar iseng, atau sedikit membuatnya susah, supaya kita bisa menertawakan diri kita sendiri? Atau untuk menghilangkan rasa kantuk saat kuliah? When the love is unspoken.. Pernahkah kita mendapati teman kita kehabisan uang lalu kita meminta tolong sesuatu, “Eh lo tau kan beli mmc dimana, gw minta tolong beliin dong, ntar sisa duitnya buat lo deh..” *padahal sisa duitnya lebih banyak dari harga mmc nya When the love is unspoken.. Pernahkah kita tanpa ada alasan yang jelas tiba tiba meniup peluit mendadak kepada teman kita dan membuatnya bingung. “Suit suitttt, ciyeeee, prikitieww.. makan makan...” *bingung kan? When the love unspoken.. Pernahkah kita mendadak ngewall ke dinding Facebook teman yang lama tak berjumpa kita sekedar menyapa dengan kalimat “kalo diliat liat foto ente ni keknya foto jaman kuda masi gigit gigi besi ya bro, haha” When the love is unspoken.. Pernahkah sejenak kita mendoakan sahabat sahabat kita dengan menyebut namanya satu persatu di sela sela waktu setelah ibadah kita. “Ya Allah kuatkanlah iman mereka, mudahkanlah urusan mereka di dunia, lapangkanlah rizki mereka, cerdaskanlah mereka...’ When the Love is unspoken.. Pernahkah kita bertanya mengenai perkembangan target dan cita cita salah seorang teman kita untuk sekedar mengingatkan dan memotivasinya: “pye akh, bay de way uda nambah berapa juz semester ini?” When the Love is unspoken.. Atau pernahkah kita memberikan sebuah kado untuk sahabat kita di salah satu hari pentingnya untuk sekedar membuatnya merasa diperhatikan dan disayangi oleh orang lain? “When the love is unspoken, Heavily heard but easily felt” Ternyata tidak sedikit cara kita dalam mengungkapkan perasaan cinta kita kepada sahabat sahabat kita. Terkadang tradisi atau kebiasaan membuat kita sangat sulit dan berat mengungkapkan perasaan sayang kita kepada sahabat kita. Terkadang pula kita lebih mudah merasakan kasing sayang sahabat kita hanya dengan mendapatkan sedikit perhatian dan bantuan dari sahabat kita. Terakhir.. Belajar dari Erich Fromm dalam “The Art of loving” nya, bahwa perhatian (care) itu adalah salah satu gejala dari seni menyayangi seseorang. Maka seandainya kita menyayangi sahabat sahabat kita, berikanlah perhatian dengan cara kita sendiri. Dengan cara menyapa mereka, mendoakan mereka, memberikan hadiah kepada mereka, atau dengan cara cara yang lain setulus dan semampu kita. Wallahu a’lam :) 20.44 wib 2 Desember 2011 Sahabat untuk Selamanya Berbagi dan Saling Menjaga Kau dan Aku Sahabat untuk selamanya (Padi- Sahabat OST. Upin Ipin)

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun