Setiap pagi di hari kerja, terutama pada hari Senin, kawasan persimpangan Jalan Boulevard Grand Depok City (GDC) dengan Jalan Kartini di Depok tampak dipenuhi kendaraan. Situasi ini tampaknya telah menjadi bagian rutinitas masyarakat yang berangkat bekerja dan sekolah. Fenomena ini telah berlangsung cukup lama dan, bagi masyarakat sekitar maupun para pengguna jalan yang melewati kawasan GDC, kemacetan di pagi hari seolah menjadi bagian tak terpisahkan dari rutinitas sehari-hari.
Kepadatan yang Tinggi pada Hari Senin
Menurut pengamatan saya menunjukkan bahwa kemacetan di kawasan GDC mulai terasa sejak pukul 06.30 hingga sekitar pukul 09.00 pagi. Volume kendaraan yang tinggi pada jam-jam tersebut bertepatan dengan jam keberangkatan kerja dan sekolah. Pada hari Senin, kepadatan lalu lintas bahkan lebih tinggi dari biasanya. Banyak faktor yang berperan dalam peningkatan jumlah kendaraan pada awal pekan. Selain mobilitas warga yang kembali ke rutinitas setelah akhir pekan, beberapa aktivitas tambahan seperti kuliah atau kegiatan kerja juga sering kali dimulai pada hari Senin. Ini membuat arus kendaraan menjadi jauh lebih padat dibandingkan hari-hari lainnya.
Para pengguna jalan yang setiap hari melewati kawasan GDC sering kali harus mengalokasikan waktu ekstra agar tidak terlambat sampai ke tempat tujuan. Rijal, seorang mahasiswa berusia 21 tahun dari Pondok Terong, berbagi pengalamannya "Kalau berangkat ke kampus biasanya saya berangkat satu jam lebih cepat, kalau tidak pasti terjebak macet. Kalau masuk agak siangan, saya berangkat sekitar jam sembilan atau sepuluh, karena macetnya udah berkurang," ujar Rijal.
Faktor Penyebab Kemacetan di Kawasan GDC
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kemacetan di kawasan GDC. Pertama, pertumbuhan permukiman dan bisnis di wilayah tersebut yang pesat membuat arus kendaraan kian padat. Kawasan GDC memiliki banyak perumahan dan area komersial, sehingga banyak orang yang tinggal di kawasan ini. Pesatnya pertambahan jumlah penduduk secara otomatis meningkatkan jumlah kendaraan pribadi yang melintasi GDC setiap hari, baik untuk bekerja, kuliah, maupun mengantar anak ke sekolah.
Selain itu, GDC menjadi akses penghubung bagi warga Kalimulya, Cilodong, dan sekitarnya yang ingin menuju Jl. Margonda, pusat kota ataupun ke wilayah Jabodetabek lainnya. Persimpangan GDC mempertemukan arus kendaraan dari arah Citayam dan GDC, sehingga banyak pengguna jalan dari wilayah lain memilih rute ini karena dianggap lebih cepat untuk mencapai Jl. Margonda. Namun, semakin banyaknya kendaraan yang melewati jalan ini pada jam-jam sibuk mengakibatkan kemacetan parah.
Infrastruktur yang Perlu Diperbaiki
Kemacetan ini juga disebabkan oleh infrastruktur jalan yang kurang memadai untuk menampung volume kendaraan yang tinggi. Meski ada upaya untuk melebarkan beberapa ruas jalan di kawasan GDC, seperti pelebaran jembatan di dekat Depo KRL Depok, pertambahan jumlah kendaraan yang lebih cepat dari membuat upaya tersebut belum cukup efektif.
Beberapa pengendara yang kadang tidak disiplin dalam berlalu lintas. Misalnya, ada pengendara motor yang tidak sabaran dengan menyalip melawan arus sehingga memperparah situasi. Selain itu, persimpangan GDC (Grand Depok City ) yang berdekatan dengan Stasiun Depok juga menjadi penyebab  kemacetan karena adanya penurunan penumpang pengguna kereta serta aktivitas penyeberangan pejalan kaki di zebra cross.