Mohon tunggu...
Fajrul Alfien
Fajrul Alfien Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Bahasa Indonesia

Saat ini sedang hobi belajar.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Urgensi Analisis Wacana Kritis di Era Digital: Telaah Kritis pada Media Massa

20 September 2024   00:01 Diperbarui: 21 Oktober 2024   23:44 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Analisis wacana kritis merupakan salah satu pisau bedah yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengkaji beragam objek. Analisis wacana kritis berfokus pada bagaimana kekuasaan, ideologi, dan dominasi sosial direpresentasikan, dipertahankan, atau ditantang dalam wacana. Salah satu hal yang dapat dijadikan sebagai objek penelitian analisis wacana kritis ialah teks tertulis. Artikel berita, laporan, iklan, buku, pidato politik, karya sastra, literatur akademik, dan bahkan undang-undang.

            Artikel berita menjadi salah satu teks yang berpotensi mengandung ideologi atau kepentingan tertentu. Berita bisa memihak pada kelompok tertentu seperti minoritas etnis, perempuan, pekerja, atau kelompok marginal lainnya melalui pilihan kata, sudut pandang, dan struktur naratif. Dengan menjadikan berita sebagai objek kajian analisis wacana kritis, kita bisa memperoleh berbagai wawasan penting terkait bagaimana kekuasaan, ideologi, dan kepentingan tertentu dibangun, diperkuat, atau ditantang melalui bahasa dan struktur penyampaian informasi.

            Berita sering kali mencerminkan kekuasaan dan kepentingan kelompok dominan. Dalam AWK, kita dapat mengkaji bagaimana media mempertahankan hegemoni melalui wacana yang disebarkan. Misalnya, kita bisa melihat bagaimana agenda ekonomi atau politik pemerintah atau korporasi besar mendapat liputan yang lebih luas atau lebih positif dibandingkan dengan suara dari kelompok oposisi atau aktivis. 

Dengan AWK, kita bisa mengidentifikasi bias dalam penyajian informasi. Bias ini bisa muncul dari cara suatu peristiwa disoroti (misalnya, pemberitaan yang terlalu fokus pada aspek kekerasan dalam protes, bukan pada alasan protes itu terjadi), atau dari perbandingan bagaimana peristiwa serupa dilaporkan ketika melibatkan kelompok yang berbeda.

            Secara keseluruhan, menjadikan teks berita sebagai objek analisis wacana kritis memungkinkan kita untuk mengungkap dinamika kekuasaan dan ideologi yang tersembunyi dalam penyampaian informasi, serta bagaimana media membentuk dan mempengaruhi pandangan publik.

           Untuk melihat bagaimana analisis wacana kritis diterapkan dalam pengkajian teks berita, kamu dapat melihat penelitian yang dilakukan oleh Haryanti dan Rakhmawati (link) serta penelitian yang dilakukan oleh Setiawan dkk. (link) di jurnal Kembara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun