Dalam falsafah kepemimpinan jawa terdapat tiga ajaran yang bisa digunakan pemerintah dalam menanggapi permasalahan ini. Pertama, mulat laku jantraning angkasa yang memiliki pengertian bahwa pemimpin harus meneladani langit yang luas tak terbatas hingga mampu menampung segala benda angkasa.Â
Maknanya adalah pemimpin dalam hal ini adalah pemerintah harus memiliki ketulusan hati, mampu mengendalikan perilaku dan tindakannya, serta sanggup menampung seluruh aspirasi atau keluh kesah dari seluruh rakyat. Jadi, dalam konteks kasus Robertus Robet pemerintah yang bertindak sebagai pemimpin harusnya mampu mengendalikan perilaku dan tindakannya dengan tidak gegabah melakukan penangkapan ada seseorang yang mengkritik pemerintah.Â
Selain itu, pemerintah juga harusnya sanggup menampung aspirasi dan keluh kesan dari rakyatnya, apalagi aspirasi yang dilontarkan Robertus Robet bertujuan baik yaitu mengingatkan pemerintah terhadap kebijakan yang akan diambilnya.
Kedua, Momot yang memiliki pengertian bahwa pemimpin harus memiliki jiwa samudra yang bukan hanya sekedar mampu menampung segala pujian, namun juga kritik yang membangun. Maknanya adalah pemerintah tidak boleh sensitif terhadap kritikan karena pemerintah sebagai pemimpin tidak boleh hanya menerima pujian namun juga harus mau menerima kritikan. Maka dari itu penangkapan terhadap Robertus Robet bisa mengindikasikan bahwa pemerintah tidak mau dikritik dan memilih untuk memenjarakan para pengkritiknya.Â
Ketiga, Peksi yang memiliki arti bahwa pemimpin harus bertindak independen dan tidak terikat oleh kepentingan satu. Lebih jauh lagi, pemimpin tidak mudah diintervensi oleh pihak manapun. Kaitannya dalam kasus Robertus, terdapat kemungkinan bahwa pihak yang merasa tersudutkan akibat kritik tersebut mempunyai kekuatan yang mampu mempengaruhi keputusan dari pemerintah sehingga akhirnya Robertus pun ditangkap. Maka dari itu seharusnya agar pemerintah bisa menepis itu semua pemerintah harus berlaku bijak dan adil. Â
Dari fakta-fakta yang ada, peristiwa yang menimpa Robertus Robet sepatutnya tidak terjadi. Peristiwa ini hanya akan menjadi preseden buruk bagi kehidupan demokrasi bangsa Indonesia. Demokrasi yang kita harapkan adil, maju dan lebih baik justru mengalami kemunduran akibat peristiwa ini. Tindakan dan kritik yang dilontarkan Robertus tidak pantas mengantarkannya masuk kedalam jeruji besi, Untuk itu, sudah seyogyanya pihak kepolisian harus bertindak secara adil dan profesional agar polemik ini tidak berlarut-larut dan mengantisipasi kekacauan di tengah masyarakat.
Sumber gambar : nusantaranews.co