Mohon tunggu...
Fajri Yanuar
Fajri Yanuar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

berVakansi dan berVespa

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Daerah Khusus Jakarta Wajib Dipimpin Gubernur Berpengalaman

7 Oktober 2024   19:21 Diperbarui: 7 Oktober 2024   23:06 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan disahkannya Undang --Undang Nomor 2 Tahun 2024 tentang Provinsi Daerah Khusus Jakarta menjadikan lepasnya Jakarta sebagai Ibu Kota Negara Indonesia. Secara hukum, berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1964 menjelaskan bahwa Jakarta ditetapkan sebagai Ibu Kota Negara.

Perjalanan Jakarta menjadi Ibu Kota negara tentunya tidak akan terpisahkan dari catatan sejarah bangsa Indonesia akan kontribusi Jakarta atas kemajuan peradaban bangsa Indonesia baik dari pemerintahan maupun perekonomian Indonesia. Kontribusi Jakarta terhadap perkembangan bangsa menjadi yang tertinggi atas sumbangan atas kenaikan pendapatan negara dari Jakarta.

Pergantian nama Jakarta dari Daerah Khusus Ibu Kota Negara Jakarta menjadi Daerah Khusu Jakarta nantinya menjadi perubahan yang cukup besar atas apa tantangan Kota Jakarta kedepan. Pindahnya Ibu Kota Negara menjadikan Jakarta sebagai pusat perekonomian nasional, kota global dan dapat menghadirkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu tantangan kedepan akan Jakarta terbilang masih sangat rumit seperti pengelolaan transportasi, perumaha, banjir, dan kesehatan serta perubahan iklim dan ketahanan ekonomi.

Oleh karena itu, masa depan Jakarta menjadi kota global membutuhkan kerja keras yang ekstra serta perlu ide atau gagasan baru untuk Jakarta baru dan Jakarta maju. Dengan ini, Jakarta perlu orang yang berpengalaman sebagai pemimpin kedepan untuk mengemas Jakarta keluar dari permasalahan yang ada, bukan pemimpin yang tidak mempunyai pengalaman atas kepemimpinan apalagi yang hanya mencoba peruntungan menjadi pemimpin Jakarta.

Pilkada 2024 yang dilakukan serentak di seluruh Indonesia pada tanggal 27 Oktober 2024 mendatang, Jakarta masih menjadi daerah sentral perhatian atas pemilihan yang terjadi di Jakarta. Diketahui bahwa ada tiga pasang calon yang mendaftarkan diri sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur Jakarta pasangan tersebut yakni Ridwan Kamil--Suswono pasangan nomor urut 1, Dharma Pongrekun--Kun Wardana pasangan nomor urut II, dan Pramono Anung -- Rano Karno pasangan urut III.

Dari tiga pasangan yang berkompetisi di Pilgub Jakarta, sedikit kita bahas perjalanan dan pengalaman atas pasangan ini. Dari sudut pandang pengalaman ketiga pasangan ini mempunyai pengalaman yang luar biasa dalam kepemimpinan, terlebih dari sosok Ridwan Kamil (RK) yang pernah menjabat sebagai wali kota Bandung dan Gubernur Jawa Barat dan Rano Karno yang pernah menjadi Gubernur Banten.

Dari ketiga pasangan tersebut, pengalaman Ridwan Kamil sebagai pemimpin terbilang sangat menonjol dibanding ketiga pasangan lainnya. Pengalaman dirinya sebagai mantan Gubernur Jabar dan berhasil membawa Jabar dalam kemajuan, maka RK dipandang mampu untuk naik kelas membenahi dan membawa Jakarta menuju kota Global. Apa yang sudah dilakukan RK atas perjalanannya membangun daerah, maka RK dianggap layak sebagai sosok berpengalaman untuk memimpin Jakarta.

Dalam sudut pandang politik, Ridwan Kamil yang diusung dari Partai Golkar sebagai calon gubernur Jakarta berdampingan dengan Suswono dari Partai PKS memiliki kans politik yang besar karena diusung oleh 15 partai politik diantaranya Gerindra, PKS, Golkar, Demokrat, NasDem, PSI, PKB, Gelora, PAN, PPP, Prima, PKN, dan Garuda. Dukungan atas partai pendukung yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju Plus ini merupakan bagian dari perjuangan Prabowo Subianto sebagai presiden terpilih. Artinya jika RK terpilih sebagai Gubernur Jakarta dan Prabowo sebagai presiden, hubungan antar keduanya dalam mengelola pemerintahan dapat berjalan beriringan dengan kekuatan politik yang besar tersebut.

Maka oleh karena itu, dari apa yang sudah dijelaskan tentang bagaimana kondisi Jakarta setelah lepasnya sebagai Ibu Kota Negara serta tantangan ke depan atas permasalahan Jakarta yang sangat kompleks, Jakarta membutuhkan pemimpin atau Gubernur yang mempunyai banyak pengalaman atas kinerja eksekutif dan Jakarta bukan tempat permainan untuk orang-orang yang hanya ingin mencoba menjadi pemimpin Jakarta karena Jakarta bukan tempat untuk coba-coba.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun