Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam, yakni meliputi seluruh komponen kehidupan di bumi, termasuk di dalam perekonomian. Bank yang menerapkan sistem syariah seperti Bank Muamalat telah menunjukkan eksistensi nya yang bertahan disaat bank lainnya mengalami likuidasi pada krisis moneter 1998. Hal ini menunjukkan bahwa ekonomi islam adalah solusi kebobrokan sistem ekonomi kapitalis yang selama ini dianut. Namun, realita yang ada sekarang adalah pengetahuan ekonomi islam yang belum meluas di kalangan masyarakat, serta penerapan sistem ekonomi islam yang belum sempurna di beberapa lembaga keuangan yang menerapkan sistem ekonomi islam. Seperti masih kita temukan masyarakat yang berkata bahwa bank syariah sama saja dengan bank konvensional.
Di samping itu, seorang imam yang hanif, Imam Hasan Al Banna pernah berkata, “Sejak dulu hingga sekarang, pemuda merupakan pilar kebangkitan. Dalam setiap kebangkitan, pemuda adalah rahasia kekuatannya. Dalam tiap pemikiran, pemuda adalah pengibar panji – panjinya”. Sebuah kutipan sederhana yang sangat menggugah. Di setiap keberhasilan suatu negara, selalu di dominasi oleh pergerakan pemuda nya, seperti takluk nya Konstantinopel oleh Muhammad Al Fatih.
Atas dasar itulah, ekonomi islam pun dapat meluas di Indonesia dengan pemahaman nya yang lurus melalui tangan – tangan pemuda Indonesia, yaitu kita. Sebab kita masih mempunyai banyak kesempatan untuk berwawasan, mempunyai banyak cara untuk memperluas jaringan bahkan memiliki energi lebih banyak untuk bertindak. Terlebih para mahasiswa yang sudah akrab dengan ekonomi islam, maka tidak ada alasan untuk tidak menyebarluaskan bahkan menerapkan sistem ekonomi islam dalam kehidupan sehari hari.
Kutipan terakhir seperti yang disampaikan oleh Imam Hasan Al Bashri, “Jauhilah sifat menunda – nunda karena nilai dirimu tergantung pada hari ini, bukan besok. Kalo besok engkau beruntung makan keuntungannmu akan bertambah, karena hari ini erngkau telah beramal. Dan kalau besok engkau rugi, engkau tak kan menyesal karena hari ini engkau telah beramal”. So, para pemuda, apalagi yang kita tunggu? Mari bergerak ! :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H