Mohon tunggu...
Fajri Satria Hidayat
Fajri Satria Hidayat Mohon Tunggu... Administrasi - Engineer • Marketer • Researcher

Industrial Engineering - Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Konsistensi Deep sea tailings placement PT NNT dalam menjaga Ekosistem Pembuangan

4 Februari 2015   00:18 Diperbarui: 28 Desember 2016   21:12 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kapal survey berukuran 150 GT mulai melaju meninggalkan dermaga pelabuhan Benete Sumbawa Barat. Cuaca nampak cerah dengan aktifitas pagi yang baru saja dimulai. Dilakukan pengarahan tentang safety atau tatacara keselamatan  terlebih dahulu. Kapal akan bergerak menuju teluk senunu, Sumbawa Barat.

Dalam perjalanan ini diikuti oleh beberapa orang awak kapal dan tim dari departemen lingkungan PT Newmont Nusa Tenggara (NNT). Kemudian perjalanan ini juga diikuti oleh 6 orang yang merupakan perwakilan peserta dari suitanable mining bootcamp yang diadakan oleh PT Newmont Nusa Tenggara.  Kegiatan Mining Bootcampmerupakan program yang bertujuan untuk memberikan transparansi kepada masyarakat dan untuk melihat langsung komitmen newmont dalam menjaga lingkungan dan kesejahteraan masyarakat di Sumbawa Barat khususnya di lingkar tambang. Salah satunya dari kegiatan ini adalah melihat langsung pengelolaan kualitas air laut pada sistem penempatan tailing bawah laut.

Sebelum kita bergerak meninggalkan dermaga, kita sebaiknya mengupas sedikit  terlebih dahulu apa itu Deep sea tailings placement.  Deep sea tailing placement atau penempatan tailing di laut dalam merupakan salah satu metode penempatan sisa tambang atau atau tailing. Tailing merupakan suatu komponen yang tidak bisa dipisahkan dari eksplorasi pertambangan. Tailing berasal dari proses pemisahan mineral  berharga dari batuan dan menyisakan mineral yang tidak berharga berupa tailing.

Lalu, Kenapa harus ditempatkan dilaut?


Deep sea tailings placement dinilai sebagai metode paling  efisien yang disesuaikan dengan keadaan morfologis alam nusa tenggara.  Volume tambang yang dihasilkan setidaknya 120.000 ton/hari. Dalam jumlah yang sebesar itu tentunya memerlukan perhitungan yang matang dalam teknik penempatan dan pengelolaan. Jika penempatan tailing dilakukan di darat memerlukan dam atau penampungan  yang sangat besar dan berisiko jika terjadi gempa bumi dan akan menimbulkan kerusakan alam lainnya yang lebih besar. Penempatan tailing di darat juga akan berbahaya jika terjadi kebocoran atau terjadinya rembesan yang akan menjadi dampak baru bagi lingkungan.

Didalam laut tailing lebih aman dengan syarat diletakkan dilapisan yang tidak teraduk dengan permukaan. Hal ini sesuai dengan oseanografi sifat air laut dinegara tropis yang memiliki lapisan termoklin air sepanjang tahun. Lapisan termoklin akan menjadi batas antara lapisan dalam dan lapisan teraduk. Kemudian ini juga didasarkan atas kondisi morfologi nusa tenggara barat yang memiliki kontur ngarai dan lembah di laut sehingga dipilihlah teluk senunu sebagai tempat penempatan tailing didalam lembah atau palung laut yang memiliki kedalaman hingga 3000 meter dengan kemiringan mencapai 2-4 derajat.

Newmont nusa tenggara menggunakan pipa sepanjang 6 km dari bibir pantai ke bawah laut pada kedalaman tertentu. Pipa yang digunakan berjenis polyetylene atau HDPE denga ketebalan 110 milimeter dan menggunakan 2 pipa ketika menuju laut. Ujung pipa berada pada kedalaman 118 meter dan 125 meter. Konstruksi pipa dirancang untuk tahan terhadap gempa dan kemungkinan buruk yang terjadi di dalam laut. Tekanan Pipa secara konsisten dimonitor digital setiap waktu jika sewaktu-waktu dapat dihentikan apabila terjadi perubahan tekananan dan apabila terdapat kebocoran akan segera tedeteksi.  Sebelum ditempatkan di laut, tailing dimasukkan kedalam kotak daerasi yaitu untuk diambil udaranya agar tailing tidak terbawa ke permukaan ketika ditempatkan di dasar laut. Didalam tanki juga dilakukan penaikan salinitas dan PH agar tailing bersifat lebih basa dan lebih aman untuk ditempatkan di laut.

Lalu bagaimanakah dengan pengelolaanya, apakah tailing dibuang begitu saja?

Tentu saja tidak. Hal ini tentunya harus dilaksanakan dan dikelola dengan penuh tanggung jawab dalam menjaga proses lingkungan di batu hijau.  PT NNT melakukan pengelolaan lingkungan dengan penuh tanggung jawab secara konsisten sesuai dengan peraturan yang diterapkan. Survey lingkungan yang dilakukan meliputi di laut dan di darat yang dilakukan hampir setiap Hari. Dalam 1 bulan harus terpenuhi sekitas 47 stasiun kontrol untuk pengambilan sampel air dan keakuratan data yang didapat.

Proses sampling dilakukan  pada titik stasiun pemantauan. Dengan menggunakan alat ROV, yaitu semacam alat yang diturunkan dengan menggunakan kabel yang memiliki arus listrik hingga kedalaman 1000 m.Pengukuran ini meliputi variabel-variabel suhu, konduktivitas, kekeruhan, kerapatan massa air, salinitas, dan oksigen terlarut. Peralatan ini tersambung ke monitor yang ada di kapal yang diprogram untuk mengambil sampel perkedalaman yang disesuaikan dengan kebutuhan.

Pada hari hanya dilakukan pemantauan dalam 2 stasiun saja.  Pemantauan Dibagi atas 3 zona yaitu zona A untuk kedalaman 150-1000 m dan zona B untuk kedalaman 0-150m. Kemudian diluar dari itu zona c. Pada monitor akan terlihat kedalaman dan keadaaan lingkungan air laut. Untuk mencapai dasar, alat kira kira membutuhkan 45 menit dan untuk kembali keatas membutuhkan waktu sekitas 1 jam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun