Dalam karyanya The Prince, Niccol Machiavelli mengajukan pandangan bahwa kekuasaan harus diraih dan dipertahankan dengan segala cara, tanpa peduli etika atau moralitas.Â
Ia percaya, bahwa pemimpin yang sukses adalah mereka yang mampu menggunakan tipu daya, kekerasan, dan manipulasi demi mencapai tujuannya, bahkan jika itu mengorbankan integritas dan nilai-nilai luhur.
Salah satu tokoh fiksi yang mencerminkan prinsip-prinsip Machiavelli adalah Uchiha Madara di serial Naruto. Seperti yang dikisahkan, Uchiha Madara adalah sosok yang tak segan-segan menggunakan kekuatan dan manipulasi demi meraih ambisi besar.Â
Madara berambisi menciptakan "Tsukuyomi Abadi," sebuah dunia di mana ia memiliki kekuasaan mutlak. Untuk mewujudkan visinya, ia tidak ragu menggunakan Obito sebagai alat, memanfaatkan konflik dan pertumpahan darah demi mencapai tujuannya.
Baik Machiavelli maupun Madara percaya, bahwa tujuan menghalalkan segala cara, tidak hanya mengorbankan teman-temannya dan menghidupkan peperangan, tetapi juga berani memanipulasi orang lain dan mengorbankan nilai-nilai untuk mencapai kekuasaan tanpa batas.Â
Dalam konteks ini, teori Machiavelli tentang kekuasaan seolah menemukan pembenarannya dalam karakter Uchiha Madara, yang mengabdi pada kekuatan tanpa memandang moralitas.
Penulis: Beju
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H