Sekalipun aku jelaskan betapa dalamnya perasaan ini, sampai kapanpun kamu tidak akan paham. Sebab, dari sekian yang mendekatimu, hanya ingin menikmati indahnya tubuhmu.Â
Tapi aku tidak mencari itu. Aku ingin mengenal jiwamu, menemukan siapa dirimu di balik semua yang terlihat.Â
Bukan hasrat yang membuatku bertahan untuk memperjuangkan perasaan ini, melainkan rasa ingin bersama dalam setiap tawa, dalam setiap cerita yang mungkin terlupakan oleh dunia, tapi berharga di antara kita.
Namun aku sadar, kamu mungkin trauma dengan mereka yang datang hanya untuk menggoreskan luka. Aku mengerti, bekas itu terlalu dalam, sehingga membuatmu sulit percaya lagi pada cinta yang tulus.Â
Mungkin itulah sebabnya, meskipun aku berusaha setulus ini, kamu tetap meragukan niatku. Luka yang pernah kau alami menjadikanmu cemas, seakan setiap cinta yang mendekat hanyalah bayangan lain dari masa lalu yang ingin menghancurkan mu lagi.
Aku tidak akan memaksamu percaya, hanya berharap suatu saat kamu bisa melihat bahwa tidak semua yang datang membawa niat yang sama.Â
Dan jika hatimu butuh waktu untuk sembuh, aku akan menunggu. Karena bagiku, cinta adalah tentang memahami, bukan memaksa.
Penulis: Fajrin Bilontalo, Gorontalo (21/10/2024)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H