Penulis: Haikal Paramata
Editor: Beju
Gorontalo (19/10/2024)
Setiap hari, ada hal-hal kecil yang mengingatkanku padamu. Sebuah tempat yang pernah kita kunjungi, tawa yang pernah terlempar, atau sekadar langit senja yang menyaksikan kebersamaan kita. Rasanya aneh ketika kamu tak di sini. Ada kekosongan yang tak bisa dijelaskan, seperti ruang yang seharusnya ada kamu, kini terasa sepi.
Terima kasih karena selalu ada, meski jarak sering kali menjadi tembok tak kasat mata. Kita tak selalu bisa bersama, tapi itu tak pernah mengurangi rasa terima kasihku. Kamu adalah bahu yang ku rangkul dalam tawa dan air mata. Denganmu, aku belajar bahwa cinta tak melulu soal waktu yang dihabiskan bersama, tapi tentang hadir meski di dalam ruang yang jauh.
Aku menghargai setiap detik yang kita habiskan. Bahkan dalam kesederhanaan obrolan kecil atau sekadar diam bersama, ada kenyamanan yang tak bisa dibandingkan. Mungkin hubungan kita tak sempurna, tapi dari situlah aku mengenal arti pengertian. Kita mungkin tak selalu sependapat, tapi kita selalu bisa menemukan jalan tengah, membangun jembatan dari setiap perbedaan.
Hubungan ini memang tak selalu mudah. Ada jarak, ada waktu, ada tantangan yang harus dihadapi. Tapi di balik semua itu, aku percaya kita. Kamu membuatku merasa diterima, didengar, dicintai. Terima kasih, untuk semua itu. Terima kasih telah memilih untuk tetap bersamaku, meski perjalanan ini tak selalu mulus.
Aku harap, kita bisa segera bertemu. Tak perlu ada yang spesial, hanya dengan hadir, itu sudah lebih dari cukup. Hingga saat itu tiba, aku akan menunggu, sembari mengenang semua yang telah kita jalani bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H