Dalam perjalanan hidup mahasiswa, ada banyak titik yang membentuk dan mengarahkan langkah-langkah kita menuju masa depan. Bagi sebagian dari kita, titik penting itu ditemukan di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Limboto. Di sinilah kisah kita dirajut, di antara dinamika organisasi, persaudaraan, dan semangat perjuangan yang tak pernah padam.
Saat pertama kali memasuki HMI Cabang Limboto, mungkin tak sedikit dari kita yang merasa canggung, terjebak di antara kesibukan akademik dan keinginan untuk mencari arti dari kata "pengabdian." Namun, seiring berjalannya waktu, kita menyadari bahwa di tempat inilah kita menemukan keluarga baru, saudara seperjuangan yang berbagi nilai dan tujuan yang sama: membangun peradaban yang lebih baik melalui intelektualitas dan akhlak yang islami.
Di HMI, kita semua memulai dari langkah yang sama---kaderisasi. Kaderisasi bukan sekadar proses formal untuk menjadi anggota, tetapi sebuah perjalanan untuk memahami nilai-nilai dasar yang menjadi fondasi HMI. Dalam setiap forum diskusi, pelatihan, dan rapat, kita belajar tentang makna Islam yang tidak hanya menjadi keyakinan pribadi, tetapi juga sebagai pijakan dalam berorganisasi dan bermasyarakat. Di sinilah, untuk pertama kalinya, kita menyadari bahwa peran kita sebagai mahasiswa lebih besar daripada sekadar meraih gelar akademik.
Aku ingat bagaimana forum-forum diskusi di HMI Cabang Limboto selalu penuh dengan gagasan segar. Kamu dan teman-teman lain datang dengan berbagai pandangan, mengupas isu-isu sosial, ekonomi, dan politik dengan cermat. Tak ada yang merasa lebih unggul; semua suara didengar, semua pendapat dihargai. Di sinilah kita belajar bahwa perbedaan bukanlah penghalang, melainkan kekuatan untuk melahirkan solusi yang lebih baik.
HMI mengajarkan kita arti sebenarnya dari persaudaraan. Di Cabang Limboto, persaudaraan itu lebih dari sekadar sapaan hangat di sekretariat atau candaan di sela-sela kegiatan. Persaudaraan ini terjalin kuat dalam kebersamaan kita menghadapi berbagai tantangan. Dari menyusun agenda kegiatan, memobilisasi massa untuk aksi sosial, hingga merencanakan acara besar, semuanya dijalani dengan semangat gotong royong. Saat ada satu dari kita yang jatuh, yang lain akan mengulurkan tangan untuk membantu.
Di HMI, kita belajar bahwa saudara tidak selalu lahir dari darah yang sama, tetapi dari perjuangan yang sama. Aku masih ingat ketika kita saling bahu membahu dalam kegiatan pengabdian masyarakat. Saat itu, meski tenaga terkuras, semangat kita tak pernah pudar. Karena kita tahu, pengabdian ini adalah wujud nyata dari nilai-nilai Islam yang diajarkan HMI.
HMI bukan hanya tempat kita bertukar pikiran atau menyusun program kerja. Di sini, kita diajarkan untuk memperjuangkan nilai-nilai Islam dan kemanusiaan. Nilai-nilai keikhlasan, kepedulian sosial, kebersamaan, intelektualitas, dan tanggung jawab tertanam dalam diri kita sebagai kader. Kita tidak hanya belajar menjadi mahasiswa yang cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki sensitivitas sosial yang tinggi.
Setiap aksi sosial yang kita lakukan di HMI Cabang Limboto, setiap rapat yang kita jalani, semuanya menjadi medan tempur di mana kita mengasah diri. Kita berjuang untuk menjadi pribadi yang tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri, tetapi juga bagi umat. Di HMI, kita diajarkan untuk menjadi pemimpin, baik bagi diri sendiri maupun bagi masyarakat.
Perjalanan kita di HMI Cabang Limboto bukanlah perjalanan yang mudah. Ada banyak rintangan dan tantangan yang harus dihadapi. Namun, di sinilah nilai kebersamaan dan ketangguhan diuji. Dengan semangat yang sama, kita merajut masa depan bersama, melangkah menuju visi besar HMI: mewujudkan tatanan masyarakat yang adil, makmur, dan diridhai Allah SWT.
Setiap kali kita menoleh ke belakang, kita akan melihat jejak-jejak perjuangan yang telah kita lalui. Mungkin ada kelelahan, mungkin ada kekecewaan, tetapi di balik semua itu, ada kebanggaan bahwa kita telah menjadi bagian dari sejarah HMI Cabang Limboto. Kita adalah bagian dari sebuah keluarga besar yang selalu berjuang untuk kebaikan umat.