Jalaluddin Rumi, seorang penyair sufi besar dari abad ke-13, dikenal karena puisi-puisinya yang dalam dan penuh cinta spiritual.
Karya-karyanya melampaui batas ruang dan waktu, mengajarkan nilai-nilai cinta, kesabaran, dan keterhubungan jiwa dengan Sang Pencipta.Â
Dalam dunia yang kini sarat dengan hiruk-pikuk politik, ajaran-ajaran Rumi tentang cinta bisa memberikan pandangan yang lebih lembut dan bijak, termasuk dalam urusan politik yang sering kali penuh ketegangan dan perseteruan.
Politik Sebagai Ajang Ketidakpastian;
Politik adalah dunia yang dipenuhi dengan ketidakpastian, konflik kepentingan, dan perjuangan kekuasaan.Â
Di tengah ketidakpastian ini, kita sering kali melihat polarisasi tajam antara kubu yang berseberangan.Â
Dalam pusaran dinamika politik yang tidak menentu, para aktor politik sering kali terjebak dalam hasrat untuk mendominasi dan memperkuat kekuasaan. Namun, di sinilah Rumi menawarkan pandangan yang berbeda.
Dalam puisi-puisinya, Rumi tidak membahas politik secara langsung, tetapi pesan-pesannya tentang cinta dan persatuan dapat memberikan refleksi mendalam bagi mereka yang berada di kancah politik.Â
Bagi Rumi, cinta adalah kekuatan yang mampu menyatukan, mengatasi perbedaan, dan menghilangkan rasa permusuhan.Â
"Di luar gagasan tentang benar dan salah, ada sebuah ladang. Aku akan menemuimu di sana," tulis Rumi.Â