Mohon tunggu...
Fajri Magnefisia
Fajri Magnefisia Mohon Tunggu... -

Pengamat kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Skenario 3 Pasang Kepala Daerah di Pilkada DKI 2017

9 September 2016   11:27 Diperbarui: 9 September 2016   12:05 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Suhu Pilkada DKI 2017 semakin memanas setelah PKS mengajukan calon internal untuk mendampingi Sandiaga Uno. Hal ini juga diiringi dengan manuver Sekretaris Daerah DKI, Saefullah, yang tiba-tiba merapat ke calon gubernur lain. Ditambah dengan semakin jelasnya statemen PDI-P dalam pemberitaan terakhir terkait kemana mereka akan berlabuh.

Hari pendaftaran pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur semakin dekat. Kurang lebih 10 hari lagi pembukaan pendaftaran dilakukan. Dalam pada masa itu, situasi politik dapat berubah sewaktu-waktu. Memang betul jika dibilang politik sebagai ilmu ghaib, karena memang tidak ada yang bisa menebak langkah politik yang dilakukan oleh pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur yang akan maju beserta parpol yang di belakangnya. Bak cuaca pancaroba di Indonesia, pagi hari bisa cerah, siang tiba-tiba mendung, malam malah terjadi hujan deras. Politik bak cuaca yang kondisinya fluktuatif. Pakar politik tak beda jauh dengan peramal cuaca, namun yang diramalkan adalah cuaca dan suhu politik.

Manuver PKS yang tiba-tiba mengajukan calon internal untuk mendampingi Sandiaga Uno tidak bisa diduga sebelumnya. PKS yang sudah jauh-jauh hari menyatakan tidak akan mengusung calon wakil gubernur dari internal dan senantiasa ikut calon wakil gubernur dari Partai Gerindra, namun, tiba-tiba menunjuk Mardani Ali Sera sebagai Calon Wakil Gubernur internalnya. Langkah politik ini secara tidak langsung memecahkan koalisi kekeluargaan yang dibangun oleh beberapa partai di DKI jakarta untuk melawan Petahana. Pasangan Sandiaga – Mardani ke depan bisa dipastikan hanya akan mendapatkan dukungan dari partai Gerindra dan PKS. Wajar memang PKS ingin mengajukan calon wakil gubernur dari internalnya, karena memang jumlah kursi di DPRD yang dimiliki PKS cukup besar dibandingkan Partai Demokrat, PPP, PKB, dan PAN. Namun sikap politik yang tiba-tiba berubah ini otomatis akan menstimulus partai politik dan calon lain untuk melakukan manuver.

Selanjutnya, Ahok yang masih tersandera 3 partai yang semuanya titisan dan anak cucu Golkar, mulai mendapatkan kepastian dukungan yang aman. Megawati yang sudah mendapatkan keinginannya, otomatis akan mendukung Ahok sebagai transaksi politik yang dilakukan. PDI-P akan semakin jelas berlabuh ke Ahok dalam pilkada DKI 2017 ini. Otomatis calon wakil gubernur yang diajukan pun adalah kader PDI-P yaitu Djarot. Ketiga partai yang sebelumnya mendukung Ahok, tidak berdaya mengajukan calon internalnya ketika PDI-P fiks merapat ke Ahok. Sehingga pasangan Ahok-Djarot adalah salah satu pasangan yang akan maju dalam pilkada DKI 2017 nanti.

Lalu beberapa partai yang tersisa dalam koalisi kekeluargaan otomatis harus bersikap dalam Pilkada DKI 2017 ini. Partai demokrat yang berada di bawah komando SBY serta PPP dan PKB yang berbasiskan massa islam tradisionalis memiliki sikap politik yang juga tidak dapat diduga. Opsi calon dari ketiga partai ini bisa menjadi opsi dan kuda hitam, karena memang keputusannya ada di SBY nantinya. Yusril digadang-gadang maju dari partai Demokrat dan akan berpasangan dengan Saefullah yang merupakan ketua PW NU jakarta. Koalisi ini semakin terlihat kuat pasca pertemuan kedua tokoh tersebut. Yusril yang disokong oleh Partai Demokrat dan Saefullah yang dipayungi oleh PPP dan PKB bisa maju sebagai calon ketiga dalam pilkada DKI 2017 ini.

Inilah kiranya gambarang pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang akan bertarung di Pilada DKI Jakarta. Semoga skenario 3 calon, Sandiaga – Mardani, Ahok -  Djarot, dan Yusril – Saefullah bisa bertarung dengan sportif dalam pilkada DKI 2017 nanti sehingga benar-benar menelurkan pemimpin terbaik untuk DKI.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun