Mohon tunggu...
Fajri Mursalin
Fajri Mursalin Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Fajri Impezza, Mahasiswa Universitas Negeri Makassar. Sebagai Mahasiswa, ia aktifndalam berbagai organisasi yang dianggapnya sebagai wadah untukmenyalurkan fungsinMahasiswa itu. Himpunan Mahasiswa Islam, Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa (IPPM) Pangkep serta beberapa organisasi lainnya. Motto "Jangan pikirkan apa yang kau dapatkan, tapi lakukan apa yang dapat kau berikan. Meskipun menurutmu itu tak berarti banyak." Kata Bijak "Mahasiswa agen perubahan, bernafas dengan kebenaran, melangkah dengan darah perjuangan dan bertindak atas keadilan. Jangan Kau cabut badik itu, saat kau ragu untuk menikam penghianat depan matamu"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Polemik Kenaikan BBM; Menolak Bukan Solusi?

18 November 2014   08:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:33 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Silakan kawan-kawan ke luar di SPBU sekitar, lihat siapa yang sedang mengantri disana?

"Roda Empat dan Roda Dua."

Apakah itu dimiliki oleh si Miskin yang dikhawatirkan itu?

1) Nah, kalau persoalannya adalah harga bahan pokok akan melonjak ikut naik. Maka bukankah solusinya adalah 'Operasi Pasar' untuk menjaga kestabilan daya beli masyarakat?

2) Kalau khawatir harga pendidikan tinggi? Bukankah sudah ada dan BOS yang digelontarkan oleh Pemerintah? (Artinya saat subsidi BBM dipangkas, maka ada tambahan APBN yang belum dialokasikan bisa ditambahkan pada jumlah anggaran pendidikan)

3) Kalau bilang akan banyak orang miskin dan pembunuhan massal? Faktanya waktu SBY menaikkan harga dari Rp.4.500 ke Rp. 6.500 tak ada Kematian Massal seperti yang diduga. itu karena masyarakat tetap mampu membeli BBM itu. Lagipula orang miskin yang anda maksudkan di kolong jembatan atau di gubuk-gubuk tua juga tidak bergantung pada BBM.

4) Kenaikan BBM akan menyengsarakan rakyat. Pertanyaannya, apakah dengan BBM tidak naik rakyat akan sejahtera? Buktinya bahwa selama 3 tahun terakhir saat BBM hanya Rp. 6.500 masyarakat ekonomi bawah tetap tidak sejahtera.

5) Apa lagi? bukankah BBM harganya hanya Rp. 8.500? sementara rokok di pasaran harganya sampai Rp. 15.000 dan itu tidak dipersoalkan?

Mari, kita melihat ini dari sisi yang lain.

Jumlah APBN yang digunakan untuk menyubsidi BBM itu Rp. 300 trilliun per tahun. Dan itu selalu saja mengalami pelonjakan sehingga harus dianggarkan ulang pada APBN-P setiap tahunnya.

1) Silakan bayangkan, bandingkan dengan dana pendidikan dan kesehatan 5 tahun terakhir ini yang hanya menembus Rp. 600 Trilliun (Ingat, 5 Tahun. Sehingga jika diratakan maka sekitar Rp. 120 T saja yang digunakan setiap tahunnya dan sudah mencakup dua sektor *Pendidikan dan Kesehatan)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun