Mohon tunggu...
Fajriani Kurnia Rosdi
Fajriani Kurnia Rosdi Mohon Tunggu... -

Doctor Gonna Be

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Rintisan Pertama Gerakan Mahasiswa Mengajar

6 Januari 2012   22:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:14 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13258901391747347838

Palembang, Suatu Hari, salah seorang temanku datang dan bertanya kepadaku "Mau ikut Mengajar di Panti Asuhan Al-Qoar Minggu ini?" Lalu aku menjawab dengan kembali bertanya kepadanya "Dalam rangka apa program ini?" Dan Jawabannya seolah membuatku kembali ke masa lalu, saat aku masih remaja SMA yang masih suka bermimpi setinggi langit, dia menjawab, "Program aku dan teman-teman saja. Aku mempunyai mimpi untuk membangun sebuah sekolah ketika sudah menjadi orang kaya, tetapi sekarang aku mulai menyadari apa yang terjadi dengan mimpiku jika aku ternyata tidak ditakdirkan untuk menjadi orang kaya. Dari sekaranglah aku ingin membangun impianku, dimulai dari kelompok kecil, teman sejawatku, mengajar sedikit murid, anak-anak Panti Asuhan Al-Qomar." Tak perlu menunggu waktu lama, aku langsung menjawab ya. Secara tidak langsung itu jugalah visi dan misiku saat masih SMA. Benar Kata temanku kenapa harus menunggu kaya untuk mewujudkan mimpi semulia itu. Bekerja demi kesejahteraan orang lain bagaikan menjadi tiang penyanggah bagi langit yang akan runtuh. Panti Asuhan Al-Qomar terdiri dari empat puluh anak, tetapi yang aktif belajar sekitar berjumlah dua puluh anak.  Ada tiga orang anak duduk  dibangku SMP, satu anak kelas enam SD, tiga anak belum bisa membaca, dan selebihnya kelas 2 dan kelas  SD. Saat pertama kali mengajar, kami datang dengan membawa beberapa buku, alat tulisu , dan komik2 bekas yang diharapkan bisa mengisi waktu luang anak-anak dibandingkan harus berkeluyuran melakukan hal yang tidak berguna. Program kami, mengajar setiap hari Minggu dari pukul 09.00-12.oo Wib, disambut dengan tangan terbuka oleh ketua yayasan panti asuhan ini. Beliau mengatakan beberapa tahun terakhir ini tidak orang yang datang untuk mengajar dan memberi semangat edukasi kepada anak-anak panti. Hari itu kami melakukan perkenalan dengan bernyanyi bersama dan mempelajari hal dasar seperti membaca, menulis, berhitung, dasar islam, dan wawasan tentang dunia. Kali kedua mengajar, ada sedikit perasaan miris dihati saat aku tahu bahwa mereka sulit sekali menghafal 25 Rasul yang sudah diinovasi menjadi sebuah lagu. Dengan bekal kesabaran dan kegigihan, ada lima anak yang berhasil menghapalkannya secara tuntas. Sebenarnya masih ada hal yang lebih membuat miris dan menimbulkan berbagai pertanyaan di benakku, yaitu mereka tidak memiliki buku pelajaran karena buku tersebut harus ditinggalkan di sekolah dan dipakai hanya disekolah. Coba bayangkan bagaimana mereka bisa belajar jika buku saja tidak ada. Bagaimana dengan nasib penerus bangsa ini. Apa jadinya dengan Tujuan Nasional Indonesia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Ya, untuk itulah mari kita bersama menggalang dan mendukung Gerakan Mahasiswa Mengajar ini, semoga ke depannya bisa lebih sempurna dengan penataan yng baik. Dengan dukungan bersama tentunya kami akan lebih semangat dan kreatif dalam menemukan ide-ide segar yang membangun semangat edukasi anak Indonesia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun