Sampah adalah salah satu masalah terbesar yang dihadapi dunia saat ini. Dalam era modernisasi dan urbanisasi yang pesat, produksi sampah meningkat secara eksponensial. Tidak hanya di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan Bandung, Daerah Istimewa Yogyakarta pun bergulat dengan tantangan pengelolaan sampah yang kian kompleks. Pertanyaan penting yang harus kita ajukan adalah: apakah kita akan terus menumpuk sampah hingga kota yang terkenal akan kenyamanannya tidak dapat ditinggali lagi, atau kita akan mengambil tindakan nyata untuk mengatasi masalah ini?
Sampah memiliki dampak signifikan terhadap lingkungan. Penumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) membuat pemerintah setempat menutup TPA sehingga masyarakat tidak dapat membuang sampah. Tidak hanya di TPA bahkan di pinggir jalan terdapat sampah-sampah yang dibuang secara sembarangan oleh masyarakat setempat. Sampah sendiri menghasilkan gas metana, yang merupakan salah satu gas rumah kaca penyebab pemanasan global.
Sampah plastik yang tidak terurai mencemari lautan dan mengancam kehidupan laut. Satwa laut seringkali salah mengira plastik sebagai makanan, yang berujung pada kematian mereka. Akibatnya, rantai makanan laut pun terganggu, yang pada akhirnya berdampak pada kesehatan manusia yang mengonsumsi ikan dan produk laut lainnya.
Peran pemerintah sangat vital dalam pengelolaan sampah. Kebijakan yang mendukung pengurangan sampah, seperti larangan penggunaan kantong plastik sekali pakai dan insentif untuk industri daur ulang, perlu diperkuat. Selain itu, pengembangan infrastruktur pengelolaan sampah yang lebih baik dan modern sangat diperlukan. Namun, tanggung jawab tidak hanya berada di tangan pemerintah. Masyarakat harus lebih sadar dan aktif dalam mengelola sampah mereka sendiri. Karena kurangnya kesadaran diri membuat masyarakat berbondong-bondong membuang sampah di jalan. Edukasi mengenai pengelolaan sampah harus dimulai sejak dini, baik di rumah maupun di sekolah. Setiap individu memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H