Mohon tunggu...
Ahmad FajrianHidayat
Ahmad FajrianHidayat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Orang bawah tapi bukan rendahan

Sukanya yang berbau hiburan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Transformasi Pembayaran Digital: Qris Dan Relevansinya Dalam Teori Network Society

18 Desember 2024   19:51 Diperbarui: 18 Desember 2024   19:51 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari itu, saya memutuskan untuk mencoba hal baru. Saya melihat banyak orang menggunakan ponsel mereka untuk membayar di kafe. Penasaran, saya pun bertanya kepada kasir tentang cara pembayaran tersebut. Ternyata, itu yang disebut dengan QRIS. Awalnya, saya merasasedikit bingung dengan cara kerjanya. Namun, dengan bantuan kasir yang sabar pada saat itu, saya akhirnya berhasil melakukan pembayaran pertama saya menggunakan QRIS. Rasanya seperti
memasuki dunia digital. Sejak saat itu, saya jadi lebih sering menggunakan QRIS karena praktis dan efisien.

Ditengah perkembangan tekhnologi yang semakin canggih, tekhnologi pembayaran
menjadi salah satu inovasi yang berkembang menyesuaikan perkembangan zaman. Salah satu tekhnologi pembayaran yang banyak digunakan salah satunya adalah pembayaran menggunakan QRIS yang diperkenalkan oleh Bank Indonesia untuk lebih memudahkan melakukan pembayaran. Pembayaran mengguanakn QRIS dianggap lebih memudahkan karena sangat relevan dan related dengan zaman sekarang, dimana semua orang pasti menginginkan kemudahan dalam menjalani semua sektor kehidupan, terlebih di tengah orang-orang yang memang memiliki seabrek uang di
saldo tabungan pengaplikasian penggunaan pembayaran QRIS sangat diperlukan dan dianggap penting dengan segala kemudahan yang diberikan di semua sektor kehidupan terlebih dalam hal pembayaran transaksional.

Theory yang digunakan dalam transformasi pembayaran digital menggunakan QRIS ini selaras dengan theory yang dicetuskan oleh Manuel Castells. Manuel Castells adalah sosiolog
Spanyol yang meneliti masyarakat informasi, komunikasi, dan globalisasi dengan theory terkenalkanya yaitu "network society". Castells lahir pada 9 Februari 1942 di Hellin, Spanyol.
Dengan teorinya tersebut, Castells telah memberikan kontribusi besar pada pemahaman kita tentang era digital dan dampaknya terhadap masyarakat.

 Pertama kali gagasan masyarakat informasi dimunculkan oleh Daniel Bell pada awal 1970-an melalui prediksinya ketika itu tentang datangnya masyarakat pasca-industri (postindustrial society). Pembahasan tentang masyarakat informasi ini kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Manuel Castells melalui konsep tentang masyarakat jaringan (Network society). Castells mengembangkan lebih lanjut konsep Daniel Bell, dan mengutarakan tiga pandangannya tentang kemunculan masyarakat, kultur dan ekonomi yang baru dari sudut pandang revolusi
teknologi informasi, seperti televise, computer dan sebagainya (Rizter & Goodman,2008). Manuel Castells meyakini bahwa informasi memainkan peran penting dalam perorganisasian aktivitas ekonomi di masyarakat kontenporer. Penerapan pengetahuan (knowledge) dan informasi menghasilkan suatu proses inovasi teknik yang sifatnya akumulatif serta berpengaruh signifikan
terhadap organisasi social (Manuel Castells, 2000: 16-17,32).

Penggunaan QRIS ini jika dipadukan dan ditelisik lebih jauh menggunakan pendekatan network society seperti halnya yang dicetuskan oleh Manuel Castells, adalah suatu hal yang sangat
cocok sekali, karena merujuk pada maksud dari network society adalah konsep yang menggambarkan aktivitas komunikasi masyarakat yang menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi. Masyarakat jaringan adalah masyarakat yang struktur sosialnya terdiri dari jaringan yang didukung oleh teknologi informasi dan komunikasi berbasis mikroelektronika. Jaringan
adalah unitnya, bukan nodenya (titik di mana kurva berpotongan dengan dirinya sendiri). "Jaringan komunikasi adalah pola kontak yang dibuat oleh aliran pesan di antara komunikator melalui waktu
dan ruang" (Monge dan Contractor, 2003: 39). Jadi, jaringan memproses aliran. Aliran adalah aliran informasi antara node yang beredar melalui saluran koneksi antara node.

Jaringan bekerja dengan logika biner: inklusi/eksklusi. Dalam jaringan, jarak antara node cenderung mendekati nol, karena jaringan mengikuti logika sifat dunia kecil: mereka mampu terhubung ke seluruh jaringan dan jaringan komunikasi dari node mana pun dalam jaringan dengan berbagi protokol komunikasi. Antara node dalam jaringan dan mereka yang di luar jaringan, jaraknya tak terhingga, karena tidak ada akses kecuali program jaringan diubah. Dengan demikian, jaringan adalah struktur komunikasi yang dapat dikonfigurasi ulang sendiri, kompleks, yang
memastikan, pada saat yang sama, kesatuan tujuan dan fleksibilitas pelaksanaannya dengan kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan operasional (Manuel Castells,2004).

Masyarakat yang memiliki struktur jaringan sosial yang semacam ini dipengaruhi oleh perkembangan dan kecanggihan tekhnologi informasi dan komunikasi yang dengan hal ini
memungkinkan masyarakat memperoleh kemudahan, dan tekhnologi informasi dan kemunikasi memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari manusia terlebih lagi dalam hal transaksional yang tidak perhari ini tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu saja, melainkan setiap orang bisa mengakses dunia secara utuh serta menyeluruh kapanpun dan dimanapun secara mudah.

Kesan yang ditawarkan juga begitu menarik, dimana dengan hanya memindai kode yang sudah disediakan kita sudah bisa dengan mudah melakukan transaksi yang kita inginkan dan itu hanya perlu waktu beberapa detik saja untuk menyelesaikan transaksinya. Dengan segala kemudahan itu, menghilangkan kebutuhan untuk menghitung uang kembalian atau mencari uang receh, yang seringkali rumit. Selain itu, QRIS memberikan rasa aman, terutama dalam situasi dimana membawa uang tunai dapat menjadi risiko. Pengalaman ini menunjukkan bagaimana QRIS telah mengubah cara kita bertransaksi dari yang konvensional menjadi lebih praktis dan efektif.

Castells, M. (2004). The Network Society A Cross-cultural Perspective.

Irwansyah, Donny Prasetyo. (2020). Memahami Masyarakat Dan Perspektifnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun