Mohon tunggu...
Fajria Anjali1016
Fajria Anjali1016 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Saifuddin Zuhri

Hobi : Menulis curhatan, mendengarkan musik, nonton Kepribadian : Ektstorvet

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membendung Arus Digital: Menangani Problem Dakwah di Pesantren Melalui Pembatasan Gadget

30 Mei 2024   10:35 Diperbarui: 30 Mei 2024   10:37 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 

"Membendung Arus Digital: Menangani Problem Dakwah di Pesantren Melalui Pembatasan Gadget di Pesantren At Thohiriyyah Parakanonje"

Oleh Ana Fajria Anjali

Pada era digital sekarang ini, gadget/handphone sudah menjadi barang kebutuhan pokok manusia. Perkembangan teknologi hanphone berpengaruh besar terhadap manusia. Mulai dari anak-anak hingga orang  ataupun dewasa, mahasiswa atapun santri dan semua nya yang membutuhkan dan mempunyai gadget/handphone.

Gadget saat ini merupakan suatu barang yang tidak bisa dipisahkan dalam aktivitas setiap hari. Bagaimana tidak coba?, kemanapun pergi pasti membawa gadget, apapun yang disulitkan bisa diakses dengan gadget, contoh nya google maps. Ketika kita orang-orang tersesat di jalan, mereka bisa mengakses maps untuk penunjuk jalan.

Handphone selain sebagai alat komunikasi juga bisa buat hiburan karena handphone sekarang sudah dilengkapi oleh fitur-fitur yang canggih. Proses penggunaan handphone itu dinamis dan timbal balik. Akan tetapi kelebihan itu dapat memberikan dampak negatif terhadap santri yang menggunakannya.

Seiirng dengan berkembangnya zaman persoalan yang dihadapi oleh pesantren sangat komplek dan harus disadari. Kehidupan pesantren tidak tertinggal dari perkembangan zaman yang berdampak bagi santri dan pesantren tersebut. Seperti di pondok pesantren At Thohiriyyah Parakanonje, Karangsalam, Kedungbanteng ini.

Pada tahun 1992, awal berdirinya pondok pesantren At Thohiriyyah, dari pengasuhnya yaitu Abuya Thoha Al Lawy tidak memperkenan santrinya membawa handphone ataupun alat teknologi yang lain. Seiirng berjalannya waktu pondok pesantren At Thohiriyyah dimintai oleh pihak kampus yang dulunya itu STAIN dan sekarang sudah menjadi UIN Saifuddin Zuhri untuk menjadi pondok Mitra dari kampus UIN tersebut.

Setelah menjadi Mitra UIN, Pondok pesantren At Thohiriyyah pun masih tidak membolehkan para santri membawa gadget di area pondok. Sering berjalannya waktu, pada tahun 2020 ketika ada COVID-19, dari pengasuh membolehkan para santri membawa handphone akan tetapi waktunya dibatasi, karena semua perkuliahan di lakukan secara daring.

Adapun pembatasan waktunya, handphone boleh diambil setelah kegiatan ngaji pagi shubuh sampai dengan jam 17.30. Setalah jam 17.30 handphone di kumpulkan di kantor pengurus. Santri boleh memakai handphone pada malam hari jikalau memang ada perkuliahan online yang dilakukan pada saat malam hari. Bagi santri yang ingin mengerjakan tugas pada malah hari bisa menggunakan fasilitas komputer pondok dilengkapi dengan alat teknologi printer yang ada fitur fotocopy nya juga.

Adanya pembatasan waktu dalam memegang gadget di pondok pesantren At Thohiriyyah tidak lain agar para santri dapat melaksanakan kegiatan pondok dengan efesien dan efektif. Perantara tersebut juga diharapkan dapat kebawah para santri untuk dapat lebih solidaritas dan lebih memperhatikan lingkungan sekitar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun