Mohon tunggu...
Fajerina Eka AzZahra
Fajerina Eka AzZahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa Universitas Jambi dengan program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, saya memiliki minat dalam menulis, walau kemampuan saya hanya sebatas dasar, namun saya ingin memulai.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Berpendidikan dan Bermoral

16 Desember 2023   22:14 Diperbarui: 16 Desember 2023   22:17 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apa itu berpendidikan dan bermoral? Dan mengapa berpendidikan dan bermoral itu penting? Kedua hal tersebut merupakan aspek yang harus diingat saat sedang dan setelah menempuh pendidikan. Berpendidikan dan bermoral adalah dasar hidup seseorang dalam membangun dan mencapai tujuan kehidupan yang bermanfaat bagi sekitarnya dan memberi langkah yang baik bagi perkembangan bangsa.

Berpendidikan memiliki arti mengenyam pendidikan. Namun,  kebanyakan orang menafsirkan bahwa orang yang berpendidikan ialah orang yang telah menyelesaikan pendidikan perguruan tinggi. Hal ini merupakan pemikiran yang keliru. Lalu, apakah orang yang tidak menempuh pendidikan dapat dikatakan orang yang berpendidikan? Jawabannya iya, karena orang yang berpendidikan itu merupakan orang yang memiliki pedoman dan pemahaman ilmu, baik yang berguna bagi dirinya, maupun orang yang ada disekitarnya. Orang berpendidikan memiliki ilmu yang dapat ia pegang dan sebar manfaatnya, bukan hanya menjalani apa yang menjadi kewajibannya dalam pendidikan tanpa mendapat apapun, dan ilmu bukan hanya diperoleh di bangku pendidikan, bukan pula hanya didapatkan melalui pendidikan formal, namun mencakup hal luas yang bahkan cakupannya tidak dapat kita bayangkan. Jadi, dapat dikatakan bahwa orang yang tidak menempuh pendidikan, namun memiliki pegangan ilmu yang bahkan dapat ia bagikan kepada sekitarnya merupakan orang yang berpendidikan.

Orang berpendidikan mendapat ilmu dari apa yang ia ketahui dan pahami yang digunakan untuk membergunakan kehidupannya pada sekitar. Setiap orang memiliki keinginan untuk berguna bagi orang lain. Walau hanya sedikit, ilmu tetaplah ilmu, walau hanya hal sepele, namun bagi mereka yang tidak mengetahuinya hal itu akan menjadi hal yang berharga. Orang yang menempuh pendidikan namun tidak berpendidikan sama halnya dengan menjaring angin, membuang waktu dan tenaga untuk sesuatu yang tidak akan menghasilkan apapun.

Tidak semua orang yang menempuh pendidikan merupakan orang yang berpendidikan, begitu pula bagi yang tidak menempuh pendidikan. Namun, banyak diluar sana orang yang hanya menempuh pendidikan hingga bangku sekolah dasar menjadi orang yang hebat dan sukses, Itu benar adanya. Tetapi, bukan berarti anak-anak tidak perlu menempuh pendidikan, orang hebat dan sukses dalam hidupnya bukan ditentukan oleh sejauh mana ia menempuh pendidikan, tapi sejauh mana pendidikan membawanya, ilmunya, hidupnya, kebergunaannya bahkan akhiratnya. Dampak pendidikan sangat besar dalam hidup.

Dampak yang besar ini akan menjadi hal buruk jika pendidikan tidak menjadikan seseorang berpendidikan. Bagi orang yang tidak berpendidikan dampaknya bukan hanya merugikan dirinya sendiri, namun akan berimbas pada hal-hal disekitarnya. Orang yang tidak berpendidikan akan membawa seseorang kepada sikap yang buruk dan semena-mena, menganggap remeh orang lain dan bersikap egois. Sebagai contoh, jika ia merupakan seorang pemimpin, maka ia akan menjadi pemimpin yang hilang rasa tanggung jawabnya, yang hanya akan memakmurkan dirinya dan menyengsarakan rakyatnya, karena tidak memiliki ilmu akan apa yang menjadi pekerjaannya, jika ia seorang pedagang maka ia akan menjadi pedagang yang tidak mengerti mengenai apa yang salah dan benar dalam berdagang, hal itu akan menyebabkan kerugian baik bagi dirinya sendiri ataupun orang lain, apabila ia menjadi seorang guru, ia hanya akan mendidik siswa-siswa yang sama seperti dirinya, seseorang yang menempuh pendidikan namun tidak berpendidikan yang akan berdampak besar bagi penerus bangsa.

Penerus bangsa yang seharusnya menjadi agen perubahan, telah terdoktrin oleh pemikiran-pemikiran bahwa yang terpenting ialah menjadi yang terbaik, dengan melakukan segala cara. Menjadi orang yang mampu menyelesaikan masalah lingkungan namun tidak peka akan kehidupan sosial. Perkembangan zaman yang memicu hilangnya orang-orang berpendidikan dengan alasan "Zaman dulu dan sekarang berbeda". Tentunya hal tersebut tidak sepenuhnya salah, namun hal tersebut menjadi tameng akan perubahan sikap seseorang yang merusak moral kehidupan.

Moral adalah budi pekerti atau sikap seseorang. Maria J. Wantah (2005: 45) mengemukakan pendapat bahwa pengertian moral adalah sesuatu yang berkaitan erat dengan kemampuan untuk menentukan nilai benar maupun salah dan baik buruknya suatu perilaku individu yang melekat pada diri setiap individu yang hidup dalam masyarakat. Hal ini berarti, moral merupakan nilai baik ataupun buruk pada diri seseorang. Moral yang yang baik tentunya merupakan implementasi dari sikap terpuji, begitu pula sebaliknya. Moral baik pada peserta didik adalah harapan setiap tenaga pendidik. Namun tak dapat dipungkiri, penggerusan moral semakin terlihat dari waktu kewaktu, sikap sopan yang menjadi implementasi dari moral sudah menjadi tren basi yang ketinggalan zaman yang tergantikan oleh zaman gaul, dimana setiap orang bebas mengekspresikan pendapat dan berbaur dengan sikap kekinian yang menjadi sebuah kebebasan tanpa batasan, yang apabila disalahkan akan dianggap menahan hak orang lain.

Moral buruk yang terjadi timbul akibat beberapa aspek, dapat berupa aspek lingkungan yang buruk ataupun keluarga yang tidak harmonis, menjadi penyebab rusaknya moral peserta didik. Seorang siswa yang memiliki sikap buruk tidak dapat kita hakimi bahwa dia adalah anak yang buruk, lalu kita kelompokkan berdasarkan pandangan sendiri. Bagaimanapun anak adalah sebuah kertas putih yang ditulis oleh kehidupan ataupun dicoret oleh kejahatan, penentu moral peserta didik ialah apa yang ia dengar, lihat, rasakan, dan alami selama ia hidup.

Disinilah peran tenaga pendidik dalam mengedukasi siswa mengenai apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak, sehingga peserta menjadi orang yang berpendidikan dan bermoral, namun tentunya pengetahuan saja tidak akan mendorong ataupun menjauhi peserta didik untuk melakukan perbuatan baik ataupun buruk. Pengawasan orang tua dan lingkungan sekitar harus diperhatikan dalam pengembangan moral siswa. Moral yang baik akan membawa pengaruh besar dalam kehidupan siswa hingga ia dewasa.

Berpendidikan dan bermoral membawa pengaruh besar dalam kehidupan seseorang, karena hal itulah kedua aspek ini menjadi hal yang penting, dengan keduanya, seseorang akan imbang antara ilmu pegetahuan dan sikap yang harus dilakukan, dengan berpendidikan, hidup seseorang akan memiliki arti dan manfaat. Ilmu yang didapatnya dapat ia terapkan dalam berkehidupan bermasyarakat, ditambah dengan moral baiknya akan menjadi nilai tambahan. Orang tidak butuh seseorang yang pintar namun tidak bermoral, karena kepintaran adalah pengetahuan yang bisa dilatih sedangkan moral adalah suatu kemampuan yang melekat pada diri individu. Jadi, keduanya menjadi penting sebagai pegangan kehidupan sosial seseorang ataupun individunya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun