Mohon tunggu...
Fajar Yudo
Fajar Yudo Mohon Tunggu... -

seorang pengangguran yang gemar menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Indonesia Dipimpin Oleh Seekor Domba di Tengah Sekumpulan Singa?

7 September 2010   02:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:23 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi ini kompasiana dihebokan oleh berita tentang seorang perwira menengah (Pamen) dari TNI Angkatan Udara, Kolonel (pnb) Adji Suradji yang menulis sebuah opini di harian kompas pada hari senin 6 september 2010, yang berjudul Pemimpin, Keberanian, dan Perubahan.

Dari judul diatas dapat saya simpulkan bahwa saat ini kepercayaan presiden dimata masyarakat tengah menurun. Ini berdasarkan survey yang dilakukan oleh Lembaga Survey Indonesia (LSI) yang menyatakan saat ini kepuaasan publik terhadap SBY turun sebesar 20%.

Kita tahu bahwa saat ini negara kita tengah dihadapka oleh suatu permasalahan yang kompleks.

Dari luar negeri peristiwa ditangkapannya 3 anggota DKP oleh Pihak Kepolisian Malaysia, hingga meregangnya hubungan Indonesia - Malaysia belum memperoleh kepastian yang jelas. Dan pada akhirnya puncak kemarahan rakyat untuk berdemostrasi dengan membakar bendera Malaysia, melakaukan sweping penduduk Malaysia yang tengah berada di Indonesia, membuat Indonesia tercoreng mukanya dinegara - negara dunia.

Dari dalam negeri seperti masalah sering meledaknya tabung gas LPG 3 kg yang makin hari makin meresahkan rakyat kecil hingga saat ini belum ditemukan suatu solusi yang baik untuk mengatasinya.

Ditambah masalah isu pemekaran daerah, pembangunan gedung DPR yang menghabiskan anggaran 1,6 Triliun, wacana perpanjangan jabatan presiden hingga 3 periode, dan yang paling memukul hati rakyat adalah bebasnya para koruptor Aulia Pohan Cs (besan presiden) beberapa waktu yang lalu. Padahal sang presiden sendiri (SBY) yang bertekad untuk membrantas korupsi sampai ke akar - akarnya, ini terbukti dengan terbentuknya KPK dan institusi pembarantas korupsi lainnya.

Pepatah yang tepat untuk mengkritisi kebijakan dari seorang SBY adalah :

SBY berjanji, SBY mengingkari

Pagi tadi, saya sempat membaca di dinding facebook milik Surabaya, yang berjudul :

Indonesia = Seekor Singa yang dipimpin Seekor Domba?

Baca disini :

http://www.facebook.com/home.php?#!/notes/surabaya/indonesia-sekelompok-singa-yang-dipimpin-seekor-domba/437933471032

Dari dua tulisan yang saya baca hari ini dapat saya simpulkan bahwa seorang SBY belum mampu untuk membawa perubahan yang berarti di bumi Indonesia.

Mengapa SBY jadi Peragu?

Menyunting tulisan sang Kolonel Adji Suradji :

Keberanian muncul dari kepribadian kuat, sementara keraguan datang dari kepribadian yang goyah.

Kita tahu bahwa latar SBY adalah seorang militer, Jendral dari TNI - AD. Tetapi sejarah membuktikan bahwa seorang SBY belum pernah sekalipun menjabat pada posisi startegis baik di Angkatan Darat maupun di TNI sendiri. Jabatan SBY di Angkatan Darat tertinggi adalah seorang Panglima Kodam II/Sriwijaya, sedangkan untuk di TNI sendiri SBY hanyalah seorang Kepala Staf Teritorial (dulunya bernama Sosial Politik).

Melihat latar belakang seorang SBY semakin jelas kalau boleh saya katakan beliau bukan seorang Prajurit murni alias karbitan (muncul dari hebatnya dirinya melakukan pencitraan), ibarat sang seorang jendral memegang tokat Komando seperti Komandan Jendral Kopasus, Pangkostrad, hingga jabatan Kepala Staf Angkatan Darat hinggga Panglima TNI, Seorang SBY belum pernah menjabatnya.

Lihat kebelakang,bagaimana ketakutan sang Jendral ketika adanya gambar dirinya menjadi sasaran tembak para teroris yang tengah berlatih di daerah Kalimantan (temuan BIN). Dan isu penggagalan pelantikan dirinya menjadi presiden Republik Indonesia periode 2009 - 2014 oleh salah seorang kandidat Capres yang kalah pada pemilu saat itu, sampai detik ini TIDAK TERBUKTI.

Pantas jika pernyataan yang dikeluarkan oleh SBY sangat meresahkan rakyat Indonesia bahkan investor yang akan melakukan investasi di Indonesia kan berpikir seribu kali jika melihat kondisi kurang kondusif dinegri ini.

Tapi kita sebagai warga negara yang baik. Yang taat dan patuh terhadap peraturan negara, Pancasila dan Undang - Undang Dasar 45, hanya dapat berharap kepada seorang SBY akan janji - janjinya disaat kampanye, dan memberi kesempatan hingga 2014 sesuai dengan konstitusi yang berlaku, untuk segeranya melakukan perubahan dinegara ini dan mebuat kebijakan yang berpihak kepada rakyat. Jika tidak bisa selayaknya SBY untuk segera mengundurkan diri secara terhormat, daripada dilengserkan oleh rakyat .

karena Ingat : Kedaulatan itu di tangan Rakyat.


 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun