Beberapa hari yang lalu saya membaca sebuah tulisan dinding di facebook saya, bahwa pagi ini (hari Rabu, 1 September 2010) di Surabaya akan menggelar aksi demo untuk memprotes sampah yang menumpuk di Bozem Morokrembangan (Kremil), kepada Walikota - Wakil Walikota terpilih Risma - Bambang DH dan dinas terkait.
Beritanya ada disini :
http://www.facebook.com/#!/album.php?aid=2049960&id=1336666182
Sampah memang sering membuat masalah diberbagai daerah. Mulai dari baunya yang sangat menyengat di hidung kita, wujudnya juga kurang sedap jika dipandang mata alias menjijikan.
Berbagai upaya telah ditempuh oleh beberapa daerah untuk mengatasi masalah sampah. Mulai mendatangkan alat - alat penghancur (peleburan) sampah, hingga menyemprotkan zat kimia.
Di Surabaya sendiri telah ditemukan sebuah cairan (zat kimia) untuk penghilang bau sampah yang diberi nama cairan Manis Bara Sudarno (MBS).
Cairan MBS, (manis) karena berbahan dasar dari tebu dan (bara) karena mudah terbakar. Cara pembuatannya dengan membakar tebu muda hingga kita mendapatkan cairannya.
MBS ini ditemukan oleh Sudarno,Alumnus D-3 Institut Teknologi sepuluh November (ITS) Surabaya, jurusan kontruksi. Â (Sumber : Kompas).
Selain masalah baunya, sampah sering terkendala dengan tempat pembuangannya. Di Surabaya sendiri Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah sangat berhimpitan dengan kampung penduduk, baik di TPA Keputih, maupun TPA Benowo.
Menurut pandangan saya, sebenarnya untuk mengatasi masalah sampah ini sangatlah tergantung dari individu (masyarakat) itu sendiri. Yang pernah saya tahu, dibeberapa daerah di Surabaya telah dilakukan pemisahan antara sampah kering dan basah.
Tujuan ini sebenarnya hanya untuk memudahkan dalam masalah pengolahan limbah tersebut. Jika sampah kering, seperti : kertas, plastik, dan bahan yang sifatnya sulit untuk diurai, seseorang dapat menempatkan di bak sampah khusus yang kering. Cara ini juga dapat menghasilkan uang, karena tiap hari para pemulung selalu mengambil sampah tersebut, dan terkadang ditukar dengan uang atau bawang merah (brambang istilah Jawa).
Sedangkan untuk sampah basah, seperti bekas sisa makanan yang kita makan, sebenarnya dapat kita jadikan sebagai pupuk organik (penyubur tanaman).
Semoga pemerintah sangat serius dalam mencari solusi dan mengatasi sampah yang sangat meresahkan masyarakat kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H