Tidak terasa beberapa hari lagi kita akan memasuki bulan yang penuh dengan berkah yaitu bulan suci ramadhan. Seperti yang pernah kita pelajari dan ketahui, bahwa bulan ramadhan ini adalah sebuah bulan dimana umat Islam menjalankan puasa sebulan penuh, untuk meraih sebuah kemenangan yaitu hari raya Idul Fitri atau yang lebih akrab dikenal dengan sebutan lebaran (bakdo istilah Jawa).
Sebelum memasuki hari puasa, biasanya kita bersama-sama dengan tetangga (warga) melakukan kerja bakti dari membersihkan selokan, jalan (memangkas ranting-ranting pohon dan memotong rumput) juga tidak lupa membersihkan masjid seperti mengepel lantai, mencuci dan menjemur karpet serta sajadah, mengatur speaker, hingga mengacat masjid untuk terlihat lebih bersih dan indah.
Tetapi lazimnya dari tahun ke tahun  sebelum puasa kita selalu ziarah kekubur (besik istilah Jawa) ke makam leluhur atau orang tua yang telah meninggal mendahului kita, do'a Yasin, Al Fatehah selalu kita barokahkan untuk orang tua, saudara, serta leluhur yang telah meninggal, dan juga kita khususkan untuk Nabi besar kita Muhammad SAW berserta keluarga dan pengikutnya, dan Nabi ibrahim AS beserta keluarganya.
Bagi penjual bunga, ini adalah momentum untuk mencari keuntungan, karena hukum pasar berpendapat jika permintaan suatu naik, maka harga barangpun akan naik pula. Ya harga bunga  dalam beberapa hari ini menjadi naik seperti harga sembako karena banyaknya orang yang memerlukan bunga untuk nyekar (ziarah).
Sewaktu kecil kami
Ketika memasuki sore hari, sebelum sholat taraweh dijalankan, sebelum bedug dan adzan magrib berkumandang biasanya kita melakukan sebuah tradisi makan apem bersama (megengan) menurut beberapa orang mengatakan bahwa megengan (apeman) itu adalah menandai bahwa bulan ramadhan tersebut itu akan tiba, walau terkadang ada pisang, dan beberapa jenis kue ikut menghiasi pada acara megengan tersebut.
Beberapa orang tua yang sempat kami tanyai tentang megengan mengatakan bahwa acara megengan ini untuk memohon kepada Tuhan untuk diberi keselamatan, kelancaran dalam menjalankan ibadah puasa dan menuju hidup yang lebih baik dari sekarang ini (makmur)
Yang membikin suasan semakin ramai dan marak adalah acara rebutan apem setelah diberi do'a oleh pak ustad, biasanya kita saling mendahului teman-teman untuk mengambil kue apem ini (berebut berkah)
Apakah kue apem itu ?
Bahan untuk membuat apem adalah
500 gram tepung beras
600 gram santan kental dan air
4 butir kuning telur dan 2 butir telur
Buah nangka, 6 gram fernipan, 300 gram gula, dan sedikit garam.
Cara membuatnya :
Uleni bahan hingga halus, kemudian campurkan santan kental sedikit demi sedikit sampai bahan semua tercampur lalu kocok hingga merata, potong buah nangka kecil-kecil, siapkan panggangan cetakan apem diatas kompor dengan api kecil.
Selamat mencoba.
Tetapi sangat disayangkan tradisi ini semakin lama semakin tergeser dengan arus globalisasi budaya dari luar, terkadang orang mengganti kue apem dengan kue lain yang lebih mahal karena status, tapi tidak pernah tahu bahwa apem ini adalah sebuah kue tradisional yang mempunyai arti sebuah keselamatan baik di dunia dan akhirat.
Ayo saudara-saudara sebangsa dan setanah air, mari kita lestarikan dan kembangkan budaya apeman (megengan) ini.
Mari kita perjuangkan hari apem menjadi hari besar nasional walau jatuhnya pada hari minggu sekalipun, yang terpenting kita dan anak-cucu kita masih bisa merasakan apa itu megengan.
SELAMAT BULAN RAMADHAN, SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA.
Salam
Fajar yudo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H