Mohon tunggu...
Fajar Wibowo
Fajar Wibowo Mohon Tunggu... -

Suka tertawa dan sederhana. http://about.me/fajar23

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Topeng Monyet dan Layang-layang

1 Juli 2011   12:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:01 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemarin siang, Lalu lalang kendaraan bermotor, asap knalpot dan debu yang bertebaran. Aku berjalan, Berhenti disebuah lampu merah, depan kedai jus, aku memesan saja, terdengar suara alunan musik sederhana dari sebuah kening, Tring trang tring tring trung trang .... Aku melihat, terlihat seorang muda cukup umur dengan seekor Kera kecil sedang melakukan atraksi sederhana, dipinggir lampu merah, dekat kedai jus. Aku memperhatikan, celana pendek dan bajunya terlihat kumal, sesekali mengusapkan tangan penuh tanahnya kemuka, penuh keringat. Sangat indah sekali, monyetnya dengan setia loncat kebahu tuannya, saat lampu merah akan hilang, dia berjalan dengan masih monyetnya nangkring, dengan menyodongkan wadah kecil kepada setiap pengendara yang terjebak lampu merah. Terus saja aku perhatikan, Pesananku sudah jadi, aku pulang sembari memikirkan pertunjukan sederhana itu, Sore harinya, Aku melangkah, kebelakang, dekat sawah, tersinari Matahari senja, duduk saja dipinggir galeng. Melihat keatas langit, layang-layang saling beradu, beberapa anak tak banyak sedang mengadu layang-layangnya, ini Juni, angin sepoi-sepoi membuat layang-layang dapat dimainkan. Dua anak, berlari mengejar satu layang-layang yang terlepas karena kalah dalam adu gesek. Aku menghisap rokokku, mereka bermain diatas sawah yang baru saja selesai panen, ceria penuh tawa, saling dukung, penuh keindahan, menambah indah senja saja. Teringat masa kanakku, Lompat, kejar, dan jatuh, itu harga sebuah layang-layang, menyenangkan mengenang itu. Tarik garis haluan, kembali 10 tahun lalu, Saat itu aku sedang bermain diteras depan rumah, bunyi berisik alunan musik, gendang, kening kecil, kecrek, dan lainnya, aku tertarik, aku berjalan, disana ada sekitar empat Abang-abang pawang monyet, semua anak-anak berkumpul. Ramai sekali, seru dan lucu, monyet melakukan atraksinya dengan sepeda motor kayu, payung kecil kayu, jaran lumping dan lainnya. Seusai pertunjukan, monyet kecil itu membawa sebuah wadah kotak, meminta kesemua yang melihat untuk meminta uang receh sekedarnya sebagai upah. Sorenya, seperti anak kebanyakan yang seperti tidak mempunyai rasa lelah, aku kepinggir kali untuk melihat dan bermain layang-layang, banyak sekali anak yang berkumpul, sepertinya ada lebih dari 50 anak, semua saling adu. Tertawa, riang, muka hitam legam karena sinar matahari karena wajah yang selalu mendongak keatas. Dapatkah Anda tarik kesimpulannya?

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun