Mohon tunggu...
Fajar Tri Hartini
Fajar Tri Hartini Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN Kemasan Surakarta

Saya seorang guru SD yang mulai mengembangkan hobi membaca & menulis sejak pandemi melanda negeri ini bahkan dunia. Meski tulisan saya belum sebagus punya teman-teman, tapi karena kecanduan menulis, saya tetap nekat terus menulis. Salam literasi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

PAIKEM, Membahagiakan Semua Orang?

23 Mei 2023   19:54 Diperbarui: 23 Mei 2023   19:59 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PAIKEM, Membahagiakan Semua Orang? (Bagian 2)

PAIKEM...Oh, PAIKEM yang ku rindu. Setiap hari angan saya sering berkelana, menjelajah ke mana pun dia suka. Mereka-reka dan lanjut merekayasa supaya tiap giat yang saya rencanakan bisa dilakukan dengan bahagia. Bahkan juga membuat peserta didik jadi bahagia.
Meskipun sering kali RPP sudah ditulis atau dicetak tapi saya tetap mengembangkannya agar lebih ber-PAIKEM lagi. Sehingga semua ilmu yang diserap anak tak hanya mengesankan tapi juga melekat erat bahkan bisa diimplementasikan dalam hidup sehari-hari.
Beberapa hari lalu seorang murid saya minta pertemanan di medsos FB. Karena penampilan fisiknya jauh beda dibanding saat dia SD, saya pun ragu menerima permintaan pertemanannya. Chandra, gadis manis dan pintar itu sudah menjadi seorang ibu muda. Kesan itu masih melekat erat di ingatan saya. Anaknya pendiam tapi cenderung aktif saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Tipe seperti inilah idaman semua guru. Meski pada kenyataannya sering kita temui sebaliknya. Saat guru mengadakan tanya jawab lisan, dia bergeming. Sebaliknya saat guru menerangkan dia asyik bicara sendiri dan pembicaraannya tak ada hubungan dengan pelajaran. Duuuh...bikin pusing pala berbi. Untung bukan kepala saya yang pusing.
Nah, satu hal yang membuat saya sangat bahagia bertemu Chandra di FB adalah saat dia curhat tentang 'bangganya' dia pada saya. Dia bercerita kalau saat ini bekerja sebagai penjahit di rumah. Mengingat anaknya masih balita sehingga dia memilih mendampingi anaknya sambil bekerja tanpa meninggalkan rumah.
Lalu...apa kebanggaan saya? Ini, nih. Keputusan menjadi penjahit dia ambil karena terinspirasi saat SD saya ajari menjahit. Meskipun menjahitnya masih manual, menggunakan jarum tangan tanpa mesin jahit. Nahhh, itu dia.
Saya merasa diguyur air dari oase saat di padang pasir. Mak clesss ...! Itulah salah satu kebahagiaan guru. Melihat dan mengetahui muridnya bisa mengimplementasikan ilmu yang diperolehnya saat di kelas. Bahkan ilmu yang didapatnya tersebut bisa untuk mendukung kehidupannya sehari-hari.
Dalam obrolan di messenger FB yang kemudian pindah ke WA, dia menawarkan untuk membuatkan saya baju seragam. Saya pun dengan senang hati. Tapi saya tanyakan langsung berapa ongkos untuk membuat baju dengan model tertentu. Karena saya tak mau digratisi meskipun itu oleh murid saya dulu.
Akhirnya sepakat ongkos dan dia akan datang ke rumah saya untuk mengambil kain dan mengukur serta menentukan model yang saya pilih.
Bagi saya itulah wujud nyata ber-PAIKEM ria di kelas. Murid senang dan ilmu yang didapat bermanfaat untuk masa depannya.

Bersambung....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun