Mohon tunggu...
Japrak Fajar Tobat
Japrak Fajar Tobat Mohon Tunggu... -

Tegakan Kebenaran

Selanjutnya

Tutup

Politik

Guruh Sukarno Putra Memperingati Hari Kelahiran Pancasila di Perkebunan Karang Anyar Blitar

3 Juni 2011   04:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:55 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Meskipun masyarakat Indonesia sudah mengakui hari lahirnya Pancasila pada tanggal 1 Juni 1945, namun sampai saat ini Hari Kelahiran Pancasila belum ditetapkan secara resmi oleh Lembaga Tinggi Negara.

Pemerintah belum memperingati Hari Lahirnya Pancasila secara resmi atau serentak di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BLITAR – Peringatan hari lahirnya Pancasila dirayakan oleh warga Perkebunan Karang Anyar Kabupaten Blitar bersama Guruh Sukarno Putra dan Budayawan-budayawan Blitar Raya. Acara yang diselenggarakan pada Rabu malam 1 Juni 2011, pukul 21.00 WIB di Perkebunan Karang Anyar yang diberi nama "Sesaji Pancasila" ini, menyuguhkan beberapa acara diantaranya, Blank Blenk Percussion, Paduan Suara SMAN 1 Blitar, Wayang Kasus Ki Lik Hir, Gurit Goro-goro  Andreas, juga Pidato Gerakan Prorev (Pro Revolusioner) Guruh Sukarno Putra.

Acara yang diprakarsai oleh para seniman dari Sanggar Seni Pring Galih ini dikemas begitu apik dan menyatu dengan alam yang membuat lebih sakralnya acara peringatan lahirnya Pancasila ini. Dalam acara ini juga hadir Bupati Blitar, HerryNugroho, dan Ketua Gerindra Kota Blitar, Endro Hermono.

Blank Blenk Percussion yang dimainkan budayawan muda Blitar mengawali acara ini, begitu memukau para undangan dan masyarakat Karang Anyar. Lebih-lebih pada saat mengiringi budayawan Andreas Edison membawakan Gurit Goro-goro begitu mengena sentilan-sentilan yang ditujukan buat penguasa negeri ini, baik yang di pusat maupun di daerah, bisa menyentuh hati .

Kemudian disusul Paduan Suara SMA 1 Blitar membawakan tembang Melati Suci ciptaan Guruh Sukarno Putra, yang dikemas begitu apik dan indah yang membuat suasana area Perkebunan Karang Anyar yang berada di kaki gunung Kelud tambah mempesona. Semua undangan dan masyarakat dibuatnya terpesona dan membuat mereka mengingat kembali akan Pancasila. Teks Pancasila yang dibaca Bambang Gunawan , diikuti oleh para undangan dan seluruh masyarakat Karang Anyar yang hadir dengan penuh khidmat.

Acara puncak yaitu "Sesaji Pancasila" yang dikomandani Cantrik Penatran, Ki Maryani yang didampingi juru ujub melakukan ritual sesaji dan berdo'a memohon kepada Tuhan YME agar bangsa Indonesia lepas dari seluruh bencana dan kembali tetap berpegang pada Pancasila, agar masyarakat Indonesia bisa damai, tentram, sejahtera, dan gemah ripah loh jinawi. Kemudian dilanjutkan serah pusaka yaitu Burung Garuda sebagai Lambang Negara Republik Indonesia oleh Cantrik Penataran kepada Adipati Blitar, Herry Nugroho, yang melambangkan bahwa Adipati Blitar harus melaksanakan Pancasila secara utuh, agar masyarkat Blitar khususnya bisa damai, tentram, makmur dan hidup rukun berdampingan.

Sementara itu tak kalah hebatnya Ki dalang Lik Hir menyampaikan sindiran-sindiran buat para pejabat, pengusaha, maupun para pencari berita lewat suguhan Wayang Kasusnya. Dia mengatakan gimana negeri ini akan makmur, kalau semuanya melakukan korupsi dan manipulasi. Dan mengingatkan kita semua agar kembali dan tetap melaksanakan nilai-nilai luhur yang terkandung didalam Pancasila.

Dalam acara peringatan hari lahirnya Pancasila ini, Ketua Yayasan Bung Karno, Guruh Sukarno Putra dalam pidatonya mengatakan, negeri ini hancur dan tanpa tujuan karena kita semua sudah melupakan dan meninggalkan Pancasila sebagai Dasar Negara. Dia juga mengatakan pemerintah lebih mementingkan memperingati hari-hari yang lain dari pada hari kelahiran Pancasila. Apa lagi sampai saat ini lahirnya Pancasila belum ditetapkan oleh lembaga Tinggi Negara. Semua kejadian yang menimpa negeri ini, karena para pemimpin negeri ini telah melupakan dan meninggalkan Pancasila yang mengandung nilai-nilai luhur bangsa dan jati diri bangsa.

“Pancasila itu harus ditetapkan dulu oleh Lembaga Tinggi Negara dan harus diperingati secara serentak di seluruh negeri,”jelas Guruh

Dia menegaskan hari lahirnya Pancasila harus dibuat tanggal merah dan hari besar nasional setelah hari Peringatan Kemerdekaan Indonesia adalah hari Lahirnya Pancasila, baru hari besar Nasional lainnya.

“Bagaimana akan mengajarkan nilai-nilai Pancasila secara utuh dan benar, kalau pemerintah saja tidak mau mengakui lahirnya Pancasila,”ungkap putra Bung Karno.

Guruh menyampaikan Pancasila itu harus didampingi oleh ajaran-ajaran Bung Karno yang tidak bisa dipisahkan. Seperti halnya Al-Qur’an dan Hadist selalu berdampingan. Dalam hal ini Pancasila sebagai Al- Qur’annya sedangkan Hadist sebagai Ajaran Bung Karno.

Menurut dia kalau Pancasila tidak didampingi dengan ajaran Bung Karno akan terjadi multi tafsir terhadap Pancasila, karena Bung Karno adalah Penggali Bung Karno.

“Harus diakui kalau penggali Pancasila adalah Bung Karno, untuk itu Pancasila harus didampingi ajaran Bung Karno, agar tidak terjadi multi tafsir,”tegas Guruh.

Dalam kesempatan ini Guruh juga mencetuskan “Gerakan Spirit Pancasila” yang diberinama “PROREV” Gerakan Pro Revolusioner, Progresive Revolusioner yang tujuannya untuk mengembalikan Pancasila sebagai Dasar Negara dan membangun bangsa Indonesia sesuai dengan Pancasila dan ajaran Bung Karno.

“Bung Karno mengatakan, kalau Revolusi belum selesai. Untuk itu mari kita lanjutkan Revolusi dengan jalan apapun dari segala penjuru,”ajak Guruh dengan penuh semangat dan berapi-api.

Tanpa Pancasila Bangsa ini tidak akan punya arah dan tujuan yang jelas, bencana, mala petaka dan Korupsi akan semakin parah dan rakyat akan semakin menderita. (JFT)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun