Mohon tunggu...
Fajar Syahlillah
Fajar Syahlillah Mohon Tunggu... -

Penikmat sepi. Pecandu kopi. Pejuang hak asasi. Pengagum puisi. Pemain diksi. Saya bisa dihubungi di fafha.ardiansyah@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perempuan di Negeriku Serba Salah

3 Maret 2019   01:59 Diperbarui: 3 Maret 2019   02:13 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Parist.id

"Pakai hijab dikomentari, gak pakai hijab makin salah. Kuliah tinggi jadi bahan bicara, nggak nikah-nikah jadi rasan-rasan. Gak keluar rumah salah, keluar rumah malah pada heboh." Begitulah curhatan salah seorang teman saya. Perempuan.

Iya, jadi perempuan di negeriku Indonesia, sangat susah. Banyak fenomena yang terjadi di bangsa yang menjunjung tinggi berbeda-beda tapi tetap satu jua ini. Namun, tak memberi rasa nyaman pada perempuannya.

Sebut saja, kasus Baiq Nuril. Dia melaporkan adanya pelecehan seksual, malah disalahkan. Via Vallen dimaki bak pelacur karena membawakan salah satu lagu grup band ternama tapi dianggap tak memiliki izin. Pemerkosaan terhadap Agni, dipandang biasa saja.

Pantaskah? Tentu menurut saya tidak. 

Tak cukup di situ, teman saya yang lain berhijab, ketika bertemu dosen di dekat rumahnya dia tak sedang memakai hijabnya. Lantas ia pun dibenci oleh dosen itu. Jujur saya heran. Sampai serinci itukah urusan moral dikritisi, sedangkan yang jelas melanggar hukum memilih 'tutup mata'.

Ada juga yang bercerita sudah memakai pakaian tertutup. Berjilbab. Tapi ketika berjalan di sekitar gerombolan lelaki, dia seakan ditelanjangi. "Aku tadi lho dari parkiran jalan ke sini dilihatin terus. Risih aku. Kayak gitu ngelihatinnya".

Nyaris semua hal yang dilakukan perempuan tak lepas dari komentar orang sekitarnya. Bahkan, beberapa candaan yang menjurus ke arah seks juga distigmakan negatif. Tak puas berkomentar. Sekitar seakan mendikte perempuan di negeri ini. Mulai urusan sekolah, kerja hingga rumah tangga.

Mereka diperkosa, diam. Mau menikah harus periksa tes keperawanan. Menjadi tidak perawan adalah hal memalukan. Berkata jujur tentang lingkungan sekitar dianggap tidak pantas. 

Berpakaian sesuka hati dianggap perempuan nakal. Berpakaian tertutup tanpa memperlihatkan apa yang mereka sebut aurat tidak menghalangi mereka ditelanjangi lekuk tubuhnya. 

Melaporkan kekerasan dalam hubungan disebut manipulator. Tidak suka dengan candaan yang menjurus ke arah seksual disebut tidak punya selera humor.

Masihkah kuat kalian jadi perempuan di negeriku?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun