Mohon tunggu...
Fajar setiono
Fajar setiono Mohon Tunggu... Buruh - copywriter

Selalu bersyukur atas apa yang kita dapatkan.Jangan pernah menyerah sebelum kita mendapatkan apa yang kita inginkan.Selalu semangat dan pantang menyerah!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Katanya Menuju Indonesia Emas 2045,tapi Kok Masih Minim Literasi?Ini Dia Faktor Penyebabnya

2 Agustus 2024   20:01 Diperbarui: 2 Agustus 2024   20:06 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fajar setiono,edit by canva

Miris sekali melihat indonesia minim literasi membaca.UNESCO menyebutkan Indonesia urutan kedua dari bawah soal literasi dunia, artinya minat baca sangat rendah. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca!

Riset berbeda bertajuk World's Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca, persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61). Padahal, dari segi penilaian infrastuktur untuk mendukung membaca, peringkat Indonesia berada di atas negara-negara Eropa.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat literasi di Indonesia:

1. Akses Terbatas ke Buku dan Bahan Bacaan: Banyak daerah di Indonesia, terutama di wilayah terpencil, memiliki akses yang sangat terbatas terhadap buku dan bahan bacaan lainnya. Kurangnya perpustakaan yang memadai dan distribusi buku yang tidak merata juga menjadi masalah.

2. Kualitas Pendidikan: Kualitas pendidikan di beberapa daerah masih perlu ditingkatkan. Guru-guru yang kurang terlatih dan kurikulum yang kurang mendukung literasi turut berkontribusi pada rendahnya minat baca.

3. Budaya Membaca: Budaya membaca belum sepenuhnya terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Banyak orang lebih memilih hiburan lain seperti menonton televisi atau bermain gadget daripada membaca buku.

4. Ekonomi dan Kemiskinan: Tingkat kemiskinan yang tinggi membuat banyak keluarga lebih fokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dibandingkan membeli buku atau bahan bacaan. Anak-anak dari keluarga miskin seringkali harus membantu pekerjaan rumah atau bekerja untuk membantu ekonomi keluarga, sehingga waktu untuk membaca menjadi terbatas.

5. Kurangnya Kesadaran dan Motivasi: Banyak orang belum menyadari pentingnya literasi untuk masa depan yang lebih baik. Motivasi untuk membaca seringkali rendah karena kurangnya dukungan dan dorongan dari lingkungan sekitar.

6. Pengaruh Teknologi: Sementara teknologi bisa menjadi alat yang sangat bermanfaat untuk mendukung literasi, banyak orang lebih banyak menggunakan teknologi untuk hiburan daripada untuk tujuan edukatif.

Meningkatkan literasi di Indonesia memerlukan upaya yang terintegrasi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, komunitas, dan keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun