Tuhan telah menciptakan manusia dimuka bumi ini dan memposisikannya sebagai sebaik-baiknya makhluk ciptaanNya. Ia mempunyai akal untuk berfikir dan hati untuk merasa. Dengan kedua senjata tersebut manusia dilepas ke medan perang (dunia) untuk lebih tahu dan merasakan kekuasaan Tuhan mereka.
Dunia, dengan segala problematikanya menjadi tempat yang cocok untuk manusia karena ia bisa melatih diri untuk bertahan hidup, mengenal sesama, dan merasakan serta menghayati kekeusaanNya.
Dalam medan perang yang sarat akan tantangan ini, manusia diuji dengan berbagai macam rintangan dan tantangan yang terus-menerus berdatangan silih berganti. Mereka tidak akan berhasil melewati rintangan dan tantangan itu kecuali dengan menggunakan senjata mereka secara imbang.
Jika manusia hanya menggunakan otak untuk menghadapi cobaan didunia ini, maka yang terjadi hanyalah usaha yang tidak bermakna, hampa akan rasa, bagai pepesan kosong, hanya bungkus yang menggoda isinya nihil.
Sebaliknya, jika menggunakan hati nurani saja dalam menghadapi perangyang maha dasyat ini. Maka perjuangan yang dilakukan akan rapuh, bagai kayu yang sudah lapuk, mudah dipatahkan.
Maka, supaya perjuangan manusia dimuka bumi ini tidak hampa dan rapuh, kedua senjata tadi harus digunakan secara seimbang. Berjalan bersama saling melengkapi satu sama lain. Hati dan akal harus disatu padukan dalam menghadapi suatu masalah, supaya dapat terpecahkan secara apik, bermakna, dan sempurna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H