Mohon tunggu...
FAJAR SADIQ
FAJAR SADIQ Mohon Tunggu... Guru - Pengajar Kimia

Ane guru. Dah gitu aja

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Jariku Harimaku

5 Mei 2020   13:57 Diperbarui: 5 Mei 2020   14:04 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Hmm...pantesan, klo diamati jariku agak belang-belang gitu. Kalo cincin dilepas, setelah pulang dari berpanas-panas.
Apakah jariku bisa menggigit? Aku sih ga pengen nyoba. Ada yang mau? Dicubit, haha.

Terpikir olehku bahwa sifat tumbuh kembang itu bukan hanya pada mahluk hidup. Tulisan ternyata memerlukan proses tersebut. Suatu proses menjadi dewasa.

Yups, tulisanku masih kekanak-kanakan. Memang sih, tidak melulu tentang kasur sumur dan dapur, namun tetap saja masih belum memenuhi harapan ideal dari sebuah tulisan yang bisa mengenyangkan lapar intelektual dari jamaah pembaca. Haha, terlalu berlebihan, ya?

Sering sih mikir, ah ngapain juga ribet, yang penting aku suka dengan apa yang kutulis, ga urusan dengan orang lain. Mau suka, mau gasuka. Mau pro, mau kontra. Terseraah. Tapi apa iya, namanya juga tulisan yang dipamerin di ruang publik, ya harus dipertanggungjawabkan dong.

Sedapatnya jangan sampai ada yang merasa tersakiti dengan tulisan yang dibuat. Maunya sih gitu. Padahal sudah dibaca berulang-ulang, yakin bener dah, ga bakal bikin masalah. Eh, ternyata masih ngefek. Bikin orang eneg. Afwan jiddan, yaa.

Satu hal yang harus kusadari, jangankan kalimat panjang, satu kata saja, bisa memberikan interpretasi yang berbeda-beda, tergantung siapa pembacanya.

Barangkali juga karena berbeda pengalaman literasi, dapat menyebabkan perbedaan dalam memahami sebuah tulisan. Aku yang melewati masa anak-anak sampai remaja bersama Enid Blyton, Alfred Hitchcock, Agatha Christie, Hilman, Marah Rusli, Nur Sutan Iskandar, Merari Siregar, dll, pastinya tidak akan sama dengan generasi One Piece, Naruto, Detective Conan, Dragon Ball, dkk. Generasi mereka ini memiliki kecerdasan visual yang lebih, sehingga mampu dengan cepat memahami alur cerita melalui gambar. Sedangkan aku perlu perjuangan untuk memahami cerita sebuah komik.
Au ah, tulisan ini juga jadi ga punya tema kayanya. Kesana kemari, gaje.😅

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun