Mohon tunggu...
Fajar setiawan
Fajar setiawan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kedok Muallaf (1): Semoga Ini Bukan Prasangka Buruk

29 Juni 2015   22:33 Diperbarui: 29 Juni 2015   22:44 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Barusan selepas salat tarawih, temanku menceritakan kejadiannya tadi pagi. Ia bercerita katanya ada seorang yang mengaku mualaf menemuinya di Masjid, umurnya sekitar 28th dan postur tubuhnya pun terlihat kurus. kebetulan temanku ini memang menjadi Imam tetap di masjid tersebut. 

Beralasan baru masuk Islam sekitar tiga bulan lalu, ia menceritakan kisahnya ke temanku itu. Akunya dia itu punya segala yang dimiliki oleh orang kaya raya kebanyakan. Fasilitas yang serba mewah selalu memanjakannya tiap hari. Karena kepindahan keyakinannya tersebut akhirnya semua fasilitas dicabut oleh orang tuanya karena tidak setuju akan kepindahannya.

Dia pun mengaku punya keluarga yang kaya, neneknya di Batam. Dia berencana menemuinya di sana tapi ongkosnya tidak cukup. Neneknya memaklumi atas keputusan cucunya itu dan akan memberi uang banyak untuk hidup di Jakarta, beli mobil, rumah dan fasilitas lainnya.

Ongkas pergi ke Batam kurang 450 ribu katanya, lalu temanku memberi lebih 650 ribu. Setelah dikasih uangnya, dia sangat berterima kasih. Setelah dari Batam ia akan menemui temanku lagi. (Bersambung…)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun