Ku dengar kau kembali mendaki bukit itu
Duga ku, mungkin kau digiring rasa rindu.
Tapi rinduku disini membatu
Menunggu-nunggu yang tak kunjung pulang ke hulu.
Langit jingga, jelita sore itu
Nyiur menari, mesra berpadu
Aroma durian lima pulu ribu, tajam merobek waktu
Dan putaran sendok teh manis yang ku aduk untukmu, kini menenggelamkan diriku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!