Mohon tunggu...
Fajar
Fajar Mohon Tunggu... Buruh - Penyair Paruh Waktu

Jangan hempaskan, tuliskan!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ku Tulis Pesan Ini Untukmu

29 Mei 2024   17:41 Diperbarui: 2 Juni 2024   20:21 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ku dengar kau kembali mendaki bukit itu

Duga ku, mungkin kau digiring rasa rindu.

Tapi rinduku disini membatu

Menunggu-nunggu yang tak kunjung pulang ke hulu.

Langit jingga, jelita sore itu

Nyiur menari, mesra berpadu

Aroma durian lima pulu ribu, tajam merobek waktu

Dan putaran sendok teh manis yang ku aduk untukmu, kini menenggelamkan diriku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun