Ku dengar kau kembali mendaki bukit itu
Duga ku, mungkin kau digiring rasa rindu.
Tapi rinduku disini membatu
Menunggu-nunggu yang tak kunjung pulang ke hulu.
Langit jingga, jelita sore itu
Nyiur menari, mesra berpadu
Aroma durian lima pulu ribu, tajam merobek waktu
Dan putaran sendok teh manis yang ku aduk untukmu, kini menenggelamkan diriku.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!