Kopi bukan hanya minuman tapi lebih pada rasanya yang jos. Setiap jenis kopi memberikan sensasi berbeda. Termasuk kopi dari kak Juli. Kukira kopi ini ditanam di perkebunan Sidikalang Sumatera Utara, nyatanya kopi ini dari Tarutung kampungnya kak Juli.
Maka setelah diberikan padaku biji kopi yang telah dihaluskan itu di ruang kelas sebelum proses pembelajaran dimulai. Kopi emas itu masih kusimpan dalam tas ransel sampai aku tiba di kost. Baru di jam  21.04 kurebus air sampai mendidih untuk kopi. Maka setelah bercampur dengan air mendidih, kopi itu sudah siap di nikmati.Â
Pada seruput pertama kopi menyala pada titik-titik kenikmatan. Seterusnya candu terngiang di setiap tetesnya. Rasanya tak pernah gagal menghidupkan pikiran dan jiwa. Pekatnya memberi energi untuk menghadapi hari dengan penuh semangat.
Bagiku kopi ini cocok untuk jadi momen merenung, berpikir, mengobrol dengan teman-teman, dan saat-saat membuat tugas kuliah. Maka setiap cangkir kopi dari kak Juli ada kebahagiaan kecil yang bisa ditemukan dari setiap seduhannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H