Mohon tunggu...
Fajar Nuryanto
Fajar Nuryanto Mohon Tunggu... Buruh - Karyawan swasta | Belajar Fotografi | Suka bola lokal

- Sehari-hari karyawan swasta - Belajar menjadi suka bercanda - Seneng diajak serius - Terus belajar fotografi

Selanjutnya

Tutup

Bola

Di Tangan Presiden ke-Tujuh, PSSI Luluh Lantah

18 Maret 2016   22:11 Diperbarui: 18 Maret 2016   22:28 1040
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PSSI luluh lantah ditangan presiden ke 7. Sepak terjang organisasi kepanjangan tangan FIFA ini tak bisa beraktifitas setelah dibekukan oleh menpora. Taktik bumi hangus ala pemerintah sekarang sangat berbeda dengan yang sebelumnya. Era sebelumnya lebih cenderung ke menghimbau dan bukan mengambil langkah tegas.

Taktik ini tentu memakan korban sangat banyak. Kompetisi berhenti dan para pelaku sepakbola terpaksa berhenti beraktifitas. Rugi dan pahit memang, rugi tidak bisa go internasional dan pahit karena penghasilan terhenti. Pro kontra pun bermunculan banyak yang setuju dan tidak sedikit yang kontra.

Presiden dalam sikapnya tegas bahwa sepakbola harus segera dibenahi dan beliau mendukung penuh semua langkah perbaikan tersebut. Maka dari itu menpora dengan gagah berani pantang untuk mundur. Meminjam semboyan LNM " sekali layar terkembang, pantang untuk bersurut " , kira kira begitu.

Baru-baru ini presiden ke 6 ikut urun rembug masalah PSSI. Menurutnya apa yang dilakukan era sekarang terlalu lambat. Masyarakat sudah sangat kesusahan dengan sanksi terhadap persepakbolaan kita yang tak kunjung selesai. Jika dilihat komentar sang mantan tersebut tidaklah salah, tapi tidak juga benar sepenuhnya.

Kisruh PSSI ini tidak bisa lepas dari pemerintahan sebelumnya juga. Sepakbola adalah lahan strategis dalam politik. Resiko besar dan tidak populer akan terjadi jika berani mengutak - atik olahraga ini, khususnya organisasinya. Alhasil tidak ada perubahan signifikan hingga saat ini. Tidak dipungkiri Piala Asia 2007, AFF 2010 dan tentu U19 dengan generasi permainan cantiknya memang memberi harapan. Tapi harusnya dengan talenta jutaan rakyat indonesia yang luar biasa ini, semua itu bisa lebih baik.

Masalah yang sekarang adalah pihak menpora sejauh ini memang agak lambat. Untuk masalah ini sang mantan benar, Tim Transisi yang diharapkan menjadi pengganti PSSI tak kunjung bergerak. Memang ada wacana ingin menggelar kompetisi Transisi tapi itu justru setelah pihak PSSI dengan PT GTS sudah membuat rencana yang sama yang jauh lebih matang. Apalagi isu yang berkembang bulan april pembekuan akan dicabut dengan begitu apa yang dilakukan tim transisi apa masih mungkin berjalan. Mudah - mudahan sih tetap lanjut mengingat niatnya baik.

Yang pasti dibawah presiden ke 7 ini PSSI benar-benar tak bergerak. Hal ini patut diapresiasi terkait keberaniannya namun tetap harus kita kritisi karena sepakbola adalah olahraga rakyat yang harus kembali ke rakyat dengan perantara PSSI agar tetap bisa go internasional. Untuk itu, setelah hampir setahun sanksi dijalani dan LNM jadi terangka maka harapan itu tinggal kita serahkam ke Voter. Merekalah yang bisa menggerakkan KLB dan kita harap hati nurani mereka tergugah demi sepakbola yang lebih baik.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun