Meskipun pada akhirnya kalah pada pertandingan kemarin, Evan Dimas dan kawan-kawan mampu memberikan perlawanan yang sengit. Terbukti Garuda Jaya mampu mencetak gol terlebih dahulu melalui Paolo Sitanggang. Determinasi tinggi ditunjukkan oleh anak asuh Indra Sjafrie dengan terus mengejar bola tanpa lelah meskipun secara fisik dan kecepatan Atletico Madrid diatas mereka. Bahkan beberapa kali sang kapten harus dijatuhkan karena pergerakannya yang merepotkan lini tengah Atletico.
Kekompakan antar lini terjaga dengan baik dan transisinya pun cukup dinamis. Yang cukup menjadi corotan adalah sisi sebelah kiri pertahanan yang dikawal oleh Fatchurahman yang sepanjang pertandingan terus digempur oleh pemain sayap kanan Atletico Madrid. Diposisi ini Fatchurahman terlihat cukup kerepotan dan harus di backup oleh Hansamu yang tampil sangat lugas.
Ravi Murdianto yang kembali menjadi starter menunjukkan penampilan yang impresif. Tidak seperti pada Turnamen HBT Trophy di brunei beberapa bulan yang lalu, kali ini Ravi sukses mengawal gawang timnas dengan baik dan minim kesalahan meskipun pada akhirnya harus tetap memungut bola dari gawangnya sebanyak 2 kali .
Dari sayap kanan dimana Maldini Pali berada, bisa dibilang tidak biasa. Maldini yang biasanya menari - nari dengan gocekan indahnya, pada pertandingan ini terpaksa harus tertahan oleh bek kiri atletico yang sangat cepat. Memang sempat beberapa show off sampai membuahkan kartu kuning untuk tim lawan.
Bek tengah yang dikomandani oleh Hansamu Yama Pranata, tampil lugas dan tanpa kompromi. Permainannya pun lebih elegan, tidak banyak membuat pelanggaran yang merugikan tim. Jika kita melihat ke pertandingan - prtandingan sebelumnya, Hansamu sering melakukan pelanggaran yang berbuah hukuman. Duel satu lawan satu pun dihadapinya dengan tangguh dan nyaris tanpa cela.
Ilhamudin Armayn, dengan kecepatannya mencoba beradu dengan pemain Atletico. Memang terlihat kalah tapi perjuangan yang dilakukannya tanpa kenal lelah patut diapresiasi. Bahkan satu peluang emas tercipta untuknya, sayang kecepatan pemain belakang lawan lebih cepat. Duel satu lawan satu pun tak ragu dihadapi yang terkadang membuahkan tendangan sudut.
Dari hasi semalam, kita patut berbangga karena Timnas kita masih mampu memberikan penampilan yang menghibur dengan karakter yang ngotot. Hasil 2-1 mengahadapi tim sekelas Atletico Madrid kiranya cukup untuk menjadi bahan evaluasi hadapi Piala Asia yang tinggal bulan depan. Cara bermain mereka yang cenderung cepat bisa dijadikan tolok ukur seberapa cepat tim kita dan sekaligus menjadi warning untuk tim lain.
Sekian
#djemba
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H