Apa kuliner favorit saya tentu jawabannya sudah dapat anda tebak jika anda baca artikel saya mengenai kuliner paling terfavorit dari kampung halaman saya pada artikel berjudul Kuningan dan Kuliner yang Sukar Dilupa . Tapi kuliner daerah lain di Indonesia yang mungkin jadi kesukaan saya bisa jadi saya akan bagikan di artikel kali ini
Di kota kelahiran almarhum Ibunda saya ada satu makanan khas yang jujur saya jatuh cinta saat mencobanya, hal paling katro bagi saya karena baru menikmatinya saat nyaris lebih daripada 20 tahun hidup saya di dunia saat itu. Biasanya jika pulang kampung kesana oleh olehnya hanya wingko babat cap sepur. Maklum saat disana saya juga kudet dan jarang kemana mana.
Lunpia adalah salah satu makanan akulturasi budaya Tiongkok dan pesisir Semarang dan menjadikannya makanan peranakan paling terkenal di pantai utara Jawa Tengah, dan saya baru menikmatinya dengan terlambat, agak menyesal sih tapi ada rasa sukur sesaat menikmati kuliner yang satu ini. Bahan utama lunpia adalah rebung bambu dan ini akan jadi peer jika proses membersihkannya tidak sempurna maka rebungnya ada bau kurang nikmat.
Dari sekian banyak penjual dan lokasinya saya memilih jenama Lunpia Delight yang sekarang telah rebranding dengan nama Lunpia Cik Meme, selain rasa original juga ada banyak jenis rasa yang dikembangkan. Selain rasanya tetap otentik juga porsi dan harga yang wajar. Lokasinya juga strategis dan suasana tokonya menurut saya memadukan unsrus sejarah kontemporer dan modern market, khas deh pokoknya.
Lunpianya ada yang basah dan ada yang goreng dan keduanya sama-sama saya suka, biasanya disajikan dengan saus khasnya dan juga daun bawang. Penasaran kok ya ada daun bawangnya ternyata dahulu kala lunpia dibawa sebagai oleh oleh, agar tetap awet dan segar ditambahkan daun bawang sebagai toping dalam beseknya. Juga daun bawang dapat dikonsusmi langsung sebagai obat masuk angin, menikmatinya sebagai pengganti acar juga rasanya pantas apalagi jika di makan dari bongolnya sampai kedaunnya Dahysat. Daun bawang mentah juga dipercaya lagi untuk menekan kolesterol terutama karena lunpia digoreng dengan banyak minyak.
Kemudian jika anda sedang berkesmpatan pergi untuk mencoba kuliner di Pasar Lama Kota Tangerang, bolehlah diadu sate yang satu ini. Tentunya ini adalah yang paling paling terkenal yakni Sate Ayam H Ishak, sate ini konon tetap berjualan di lokasi yang sama dari tahun 1954 yang sebelumnya di usahakan empunya dengan di pikul sampai mangkal di lokasi ini dan tidak pernah buka cabang dimanapun.Â
Sate ini sekarang diberdayakan oleh anak langsungnya karena sang pionir telah meninggal dunia, walaupun demikian cita rasanya tidak pernah berubah, maka jangan heran jika kesini selain tempat bakarannya banyak juga akan ramai antriannya, lantaran pengunjungnya banyak juga. Tidak pakai waiting list tapi jika mau membeli dan makan di tempat ya siap siap makan waktu agak lama lantaran banyak peminatnya. Harganya untuk rasa dan porsi jangan takut di ketok harga ada list harganya terpampang nyata dan insyaAllah cocok untuk siapapun.
Yang satu ini sih produksi pribadi teman teman di kerjaan, nasi liwet yang di buat dadakan dengan komponen toping semacam tempe, tahu, lalapan yang dibawa sebagai tugas masing masing karyawan untuk dibawa saat ada kegiatan bulanan di tempat kerja. Walau dibuat hanya dengan mejikom dan mungkin bahan yang seadanya tapi rasa tetep juara, berterimakasih bagi rekan yang bawa sambal terasi juga sambal tomatnya yang cocok dengan segala toping lainnya dan jika di makan dengan kerupuk juga timun saja sudah nikmat tiada tara.