Mohon tunggu...
Fajar Novriansyah
Fajar Novriansyah Mohon Tunggu... Administrasi - Pekerja biasa

Pekerja Purna Waktu Sebagai Staf Adminitrasi di Perusahaan Operator SPBU Swasta berlogo kerang kuning. Menikmati suka duka bertransportasi umum, Karena disetiap langkah kan ada jalan, dimana perjalanan kan temui banyak cerita. S1 Manajemen Universitas Terbuka 2014

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Terima Kasih Lorong Waktu

2 April 2023   18:30 Diperbarui: 2 April 2023   18:32 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
diunduh via laman pencarian dari CNN Indonesia

Mungkin dari banyaknya kisah yang diceritakan di laman Kompasiana hari ini adalah tentang mengejar tanda tangan Imam masjid ketika taraweh dan beragam kisah menarik mengenai kenangan kenangan yang tak tergantikan saat ngabuburit di waktu lampau yang kini hanya dapat di kenang dan tak terulang. Kenyataan jika kita bertambah desawa sulit untuk di bohongi kecuali jika kita memiliki wajah yang menghianati tanggal lahir yang tertera dalam ektp.

Seperti judul diatas "Terima kasih Lorong Waktu" terima kasih banyak kepada Aktor pemenang piala citra Deddy Mizwar dengankisah kisah religi yang dihadirkan dama serial Lorong Waktu juga perannya sebagai tokoh Pak Haji Husin serta merta aktor utama selanjutnya Jourast Jordy sebagai Zidan dan tokoh Pak Ustad Addin yang berubah dari Adjie Pangestu di tahun pertama, Dicky Chandara di tahun kedua dan selanjutnya Hefri Olifian dari tahun ketiga sampai tahun ke enam. 

Kisah Fiksi ilmiah ini adalah kisah yang tayang pada tahun 1999 di stasiun televisi yang saat itu jargonnya masih Ngetop yakni SCTV. Tayang menjelang waktu berbuka antara setelah waktu ashar ke magrib. Kisah kisah yang dibawakannya cukup dekat dengan kehidupan dalam masyarakat dan walau sudah berlalu nyaris 17 tahun dari tayangan terakhirnya kisah didalamnya tidak juga basi atau ketinggalan zaman. 

Kisah ini menarik karena mengamalkan dakwah dengan pendekatan yang mampu diterima oleh kalangan usia berapapun, juga sebagai primadona pada masanya dibanding kisah religi yang diangkat di serial lain baik di saluran televisi yang sama maupun saluran lain, yang lebih dalam dakwah pernikahan dengan beragam unsur cinta dan penuh drama yang lumayan tinggi didalamnya dibanding syiar agamanya. Maka dari itu serial ini mendobrak popularitas dan menjadi kisah yang lain daripada yang lain, biasanya anak dan remaja akan memilih menonton kisah ini lantaran seru dan mudah diterima. 

Deddy Mizwar sendiri adalah dalang suksesnya dibaliknya sebagai ide cerita dan juga produsernya  serta beberapa kali menjadi sutradaranya sendiri juga dibawah naungan perusahan produksi miliknya dan istrinya. Dengan Lorong waktu Dakwah yang dibawa dengan cara yang menyenangkan dan sedikit humor, tidak terlalu serius tapi bermakna dan no drama drama.

Kisah ini kemudian di daur ulang menjadi cerita dalam format kartun dimana Pak Haji Husen dan Zidan juga ustad Addin masih jadi tokoh sentralnya. Tayang di periode 2019 masih si saluran televisi yang sama dan berbarengan dengan periode Ramadan 1440 H, juga sebagai jawara dalam penghargaan Program Film Animasi Terbaik 2020 dalam ajang Anugerah Syiar Ramadan 2020.

Kisah kisah menarik dan dapat diambil hikmahnya ini tak lekang dari ingatan, dari gadget yang terbialng canggih dan membuat kita bertanya tanya apakah Lorong waktu itu adalah hal nyata? tapi memang medio tahun kisaran tersebut banyak kisah fiksi ilmiah yang tayang dan lebih masuk akal dibanding kisah kisah sekarang yang fiksi ingin ilmiah tapi malah diluar nalar.

Semoga kedepan suksesnya dapat ditiru untuk tontongan yang lebih baik, walau penerus cerita ini baik Kiamat sudah dekat serta Para pencari Tuhan tidak kalah seru tetapi lebih baik lagi ada kisah pembaharuan yang lebih kekinian dengan ensesi yang sama. Bahkan jika lihat potongan potongan kisah Lorong Waktu ini rasanya merasa jadi bertahun tahun lebih muda.

Andai lorong waktu benar adanya saya akan ikut mengantri dan bertemu dengan masa kecil saya dan mmeberi petuah bagaimana menghadapi hidup dewasa ini, agar hal hal keliru dapat dikurangi, tapi itu hanya khayalan belaka, daripada melamun tak jelas mari kita perbaiki diri sendiri dan jadi insan yang lebih baik lagi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun