separuh hati yang kuseduh penuh perasaan, dengan irama putaran yang sama
kutambahkan gula satu sendok teh untuk lengkapi tiga takar kopi bubuk kemasan
kuaduk perlahan dengan penuh keintiman, sama seperti pagi pagi yang terlewati
kubiarkan dengan nyaman uap membumbung membawa harum rasa itu berpetualang
berkelebat liar dari sekitar gelas dan ku membauinya dengan nyaman, seperti damai
tak pernah sekalipun aku minum dan tak setetespun sekadar aku icip
kubiarkan ramai di atas meja, tanpa pernah ada yang menghabiskan
ada sosok yang kurindu, sosok yang pergi tiba tiba dan tak kembali
aku tidak menyukai kopi, tapi kebiasaan menyeduhnya tak pernah lewat
kubiarkan aroma itu memelukku dalam sepi sebagaimana pagi pagi yang berlalu
maaf jika mubazir, tapi rutinitas ini sulit kutinggalkan,Â