Jika ditanya hendak kemana akhir tahun ini? jawaban saya adalah dirumah saja. Benar benar tidak ada perayaan sama sekali. Saya kadang merasa malam tahun baru bahkan tahun baru itu sendiri sama seperti hari hari biasanya. Hanya tanggal merah yang membuat tambahan waktu untuk bersantai sejenak.
Semenjak pergi ke jakarta di 2008 dan kuliah mungkin tahun baru terasa menyenangkan dengan pergi bergaul bersama teman teman baru di kampus.Â
Saat semester semester 3 menjelang semester 4 pun walau sambil kerja sambilan saya masih hangout saat malam pergantian tahun.
Tapi semua berubah saat saya hanya bisa melihat kembang api pergantian tahun 2010 ke 2011, saya benar benar melewatinya di sebuah minimarket 24 jam. Dimana kebetulan saya beralih pekerjaan.
Pekerjaan paruh waktu yang sebelumnya karena iseng tapi butuh uang, yang dasarnya semata mata untuk menunjukan jika saya bisa kuliah dengan biaya sendiri, sumpah ini klise sekali ya. Walau akhirnya saya mesti ganti universitas tapi tak apalah saya belajar dari itu semua.
Begitu pun 4 tahun kemudian saat saya beralih pekerjaan dari toko 24 ke pom bensin 24 jam pula saya selalu dapat jadwal kerja untuk masuk di malam pergantian tahun baru.
Jika saya telaah lebih lanjut saya merasa jika merayakan tahun baru untuk menonton pesta kembang api di Monas akan betul betul memakan waktu dan biaya yang tidaklah sedikit.
Macet yang membahana dimana mana juga mungkin nanti nya rasa lapar dan penuh ya tempat rekreasi juga tempat penjual makanan akan membuat saya berfikir berkali kali untuk merayakan tahun baru di luar.
Covid19 yang telah melanda dunia di sepanjang tahun ini pun membuat gerak makin terbatas. Pariwisata yang lesu dan syarat berpergian yang juga menguras dompet. Biaya Rapid itu juga tidak murah loh.
Cara terjitu untuk kamu menikmati akhir tahun 2020 ini adalah dengan mencari tempat wisata sekitar yang kiranya tidak perlu kamu mesti pakai surat keterangan bebas Covid19 minimal syaratnya hanya bebas influenza dari puskesmas lah.
Nah destinasi wisata di daerah sekitar juga tidak kalah menarik dibanding destinasi super tingkat provinsi yang biasa dituju wisatawan.