Aku merindukan berjalan pelan menyusuri jalan jalan yang kini berlapis beton , aspal dan konblok.
Ada beberapa petak sawah dan kali kecil yang harus disusuri.
Jalan setapak dari rumah ku ke tempat penjual Serabi.Â
Ada banyak kenangan, ada banyak suka duka yang sebelumnya terekam dalam ingatan.Â
Ya mungkin beberapa tersimpan dalam sudut hati yang biasa tetiba terbuka saat berkumpul reuni.Â
Aku merindukan duduk sambil menunggu kue Serabi itu matang.
Menikmati proses saat adonan itu diaduk , saat sapu dari ikat padi di sapukan ke kuali gerabahnya.
Saat adonan itu ditumpahkan dengan drastis di atas kuali gerabah panas itu.
Aku nikmati sambil Siduru*)Â di depan tungku tungku panas di depan ku, dengan asap mengepul.
Aroma surabi matang saat tutup gerabah itu di buka dari kuali gerabah diatas tungku.
Harum dan membuat ku ngiler,