Saya kuliah di Universitas Syiah Kuala, di ujung pulau Sumatra, Banda Aceh. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang saya ambil hampir selesai. Saya harus Menyusun karya ilmiah pertama saya yaitu skripsi. Saat itu saya mengambil fokus Bahasa dan Sastra. Saya pun harus menyiapkan buku sebagai referensi. Petakanya di Aceh saat itu belum ada toko buku yang mumpuni. Gramedia belum ada saat itu di Aceh.
Terpaksa saya harus membeli buku secara online. Jenis pengiriman pun tentu saja melalui JNE. Uniknya kurir JNE dengan penuh tanggung jawab mengantarkannya. Bagaimana tidak, kos-kosan saya tidak punya alamat yang jelas. Tidak ada nama jalan, apalagi nomor rumah. hanya patokan per patokan. Namun kurir JNE saat itu bersedia menitipkan buku saya di pusat Gelanggang Mahasiswa. Sebuah tempat berkumpul mahasiswa untuk mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) atau organisasi mahasiswa lainnya.
Banyak sekali pengalaman saya Bersama dengan JNE saat saya di Aceh. Semua pengalaman itu menuju pada sebuah kesimpulan bahwa JNE telah membuat Indonesia terkoneksi. JNE telah membuat kita saling terhubung meski jarak memisahkan. Saya merasa JNE adalah solusi untuk negara kita yang sangat luas ini.
JNE Menjawab Tantangan Ekonomi Baru
Awal 2020 pandemi menyerang Indonesia. Perubahan drastis pun terjadi. Saya yang sebelumnya hampir setiap minggu berbelanja di mal harus di rumah saja. Kebutuhan belanja pun dilakukan dari rumah. Sekali lagi, JNE jadi solusi bagi saya. Pilihan pengiriman JNE menjadi paling terjangkau dan sangat cepat.
Namun bukan itu yang saya ceritakan. Ini adalah tentang JNE Bersama dengan lokapasar yang telah mendisrupsi pasar. Saat pusat perbelanjaan rontok, aplikasi penyedia barang tumbuh subur. Peran ekspedisi semakin krusial. JNE muncul menunjukan dirinya. Menjadi sentral dan memberikan solusi.
Seorang kolega saya menjual kopi yang telah dikemas rapi. DIberi merek dan dijual ke segala arah. DI Aceh tradisi minum kopi masih kental dilakukan di warung kopi. Membeli bubuk kopi dan menyeduhnya sendiri belum menjadi kebiasaan yang alami. Bagi kami, ngopi ya di warung kopi. Namun kolega saya ini tidak habis pikir, dia membuka peluang ke luar pulau. Rezekinya pun ada dan yang menjadi pengirimnya adalah JNE.
Itu adalah potret kecil bagaimana JNE menjadi motor penggerak ekonomi Indonesia. Saya membayangkan, saat ini semua orang punya kesempatan sama. Siapa saja bisa menjadi pengusahan tanpa perlu toko fisik. Memulai dari rumah, kirim pakai JNE, beres. Ini adalah peluang bagi semua orang. Tidak ada alasan lagi menjadi penunda. Bayangkan Anda tinggal di ujung pulau Sumatra atau pulau Papua namun pelanggan Anda ada di tengah pulau Jawa. Semua masuk akal dengan internet dan jasa pengiriman handal yang bisa dipercaya.
Saat ini perekonomian bukan lagi di pasar. Semua tempat bisa menjadi pasar. Semua tempat bisa punya potensi. Ekspedisi pengiriman telah membawa hal ini ke tingkat selanjutnya. JNE saya rasa sudah punya segudang pengalaman dalam hal itu. JNE telah menjadi sentral sekaligus solusi bagi Indonesia yang snagat luas ini. Indonesia telah terhubung dengan JNE. Saya punya segudang kisah tentang JNE. Saya rasa Anda juga memilikinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H