Tidak ada yang salah menjadi Founder, tidak sama sekali. Founder adalah kata terhormat, apalagi bisa menyelesaikan masalah orang lain. Mulia sekali.Â
Namun bukan berarti semua orang mesti jadi founder. Bukan berarti semua orang cocok menjadi founder atau perintis. Saat motivator mengatakan bahwa semua orang bisa menjadi founder, Anda jangan langsung marah juga. Dia ada benarnya, namun tidak semuanya benar. Perhatikan hal ini.
Founder adalah kata yang populer beberapa tahun terakhir. Gelar yang disematkan pada orang yang merintis usaha ini kian memiliki arti agung.Â
Kisah sukses para founder mendirikan dan mengembangkan usahanya bertebar dimana-mana dan menjadikan kata ini sangat diperhitungkan. Sebaliknya, kata 'karyawan' kian mendapatkan pandangan buram. Founder, pengusaha dan investor menjadi cita-cita yang populer belakangan ini.Â
Wajar saja, kisah sukses founder atau pengusaha yang sukses menjadi konsumsi publik. Tidak ada orang yang tertarik membaca kisah pegawai biasa yang hidupnya stabil namun kadang sedikit membosankan. Kisah founder penuh tantangan dan dramatis.Â
Namun ada yang hilang dalam gambaran itu. Hidup ini tidak monoton. Perubahan terjadi sangat dramatis. Tidak semua orang harus menjadi perintis karena keahlian dan hasrat orang itu berbeda-beda.Â
Ada orang yang punya hasrat tinggi dalam memulai, apa saja dimulai. Ada juga orang yang mahir dalam mengelola, hal sudah stabil dia kelola dengan baik mejadi lebih stabil dan bertahan dalam waktu yang lama.Â
Tentu saja ada jenis orang lagi orang yang pandai berekspansi. Bisnis stabil kemudian dibuat menjadi lebih besar. Keahlian ini tidak mesti ada dalam satu orang. Mungkin 3 orang yang berbeda namun sangat expert.Â
Raksasa teknologi Google didirikan oleh Sergey Brin dan Larry Page. Namun saat perusahaannya menguasai dunia, lihat siapa yang menahkodainya?Â
Seorang dari India bernama Sundar Pichai. Apakah dua orang founder itu tidak mampu lagi menyetir Google? Tentu saja mereka punya kemampuan namun mereka percaya pada orang lain yang mungkin lebih ahli.Â