Â
Ini merupakan pembahasan candaan sekaligus perbincangan yang sangat serius antara saya dan teman - teman . Pemikiran yang terlampau sangat jauh dari biasanya . Perbincangan ini terjadi bukan tanpa sebab, melainkan murni bentuk ke-kritis-an kami terhadap perkembangan zaman yang sangat kacau . Disini saya mencoba untuk berbagi pemikiran dan pandangan terhadap krisis global, khususnya dalam segi moral dan etika . Manusia merupakan ciptaan paling sempurna yang pernah ada . Dengan dibekali akal budi dan hawa nafsu . Manusia dapat menentukan hidupnya seperti apa dan akanmenjadi apa . Serta dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk bagi dirinya dan sekitarnya . Merupakan suatu anugerah menjadi makhluk terhormat yang pernah diciptakan .
Dalam perjalanan hidupnya, manusia dituntut untuk mencari sebuah jati diri yang secara prinsip haruslah baik dan benar . Namun, pada kenyataannya prinsip itu tidak selalu sesuai bagi sebagian orang . Ini menyangkut tentang etika dan moral seperti yang telah saya singgung diatas . Moral merupakan "ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya, akhlak, budi pekerti, dan susila (Kamus Besar Bahasa Indonesia)" . Sedangkan etika merupakan "Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (Akhlak) (Kamus Besar Bahasa Indonesia)" . Kedua makna dari kata tersebut berbicara tentang prilaku seorang manusia yang sudah tidak asing lagi didengar telinga kita . Mulai dari bangku SD sampai kuliah moral dan etika selalu diajarkan, yang pada output nya diharapkan kita mempunyai prilaku yang baik dan benar sehingga dapat diterima di lingkungan sekitar .
Moral dan Etika Bukan Lagi Sebuah Kebutuhan
Setiap orang seyogyanya menginginkan anak yang baik, berbudi luhur, serta berakhlak mulia . Memiliki anak yang bermoral dan beretika baik merupakan idaman bagi semua orang, termasuk saya dan teman - teman . Namun, seiring perkembangan zaman serta pengaruh buruk dari lingkungan sekitar dan juga media elektronik moral dan etika tidak digambarkan lagi sebagai suatu kebutuhan yang mutlak harus dimiliki . Pandangan baik dan buruk menjadi hal yang sama tidak ada bedanya, selama kita bisa mengikuti perkembangan zaman dan menjadi sebuah trend bagi dirinya dan sekitar . Inilah inti dari perbincangan kami pada saat itu . Melihat fenomena yang terjadi di Indonesia dimana para "Penerus Bangsa" saling baku hantam, tikam menikam, melegalkan LGBT, pemerkosaan, pembunuhan, narkoba, aksi merasa paling benar dihadapan orang lain, dan hal-hal lain yang tidak sepatutnya mereka lakukan .
Kasus demi kasus bermunculan dan selalu berkaitan dengan anak dibawah umur . Mulai dari kasus Yuyun yang diperkosa oleh 14 orang, 7 diantaranya dibawah umur, pemeragaan geng motor seperti yang dipertontonkan dalam sebuah sinetron, percobaan bunuh diri karena putus cinta, dan masih banyak lagi . Akan seperti apa anak dan cucu kita nanti ? Kami takut anak kami tidak memiliki moral dan etika yang baik . Akankah pada saat anak kami berumur 8 tahun sudah mengenal barang haram narkoba ? Akankah anak kami akan menjadi seorang pecandu seksualitas di usianya yang masih belia ? Akankah anak kami nanti akan menjadi penyuka sesama jenis ? Semua itu tidak menutup kemungkinan akan terjadi jika kita hanya berdiam diri . Enggan sekali membayangkan hal itu terjadi .
Â
Perlunya Dukungan dan Pengawasan Keluarga dan Lingkungan
Dukungan serta pengawasan keluarga terhadap lingkungan sangat diperlukan untuk menghindari salah pergaulan anak . Keluarga merupakan sebuah promotor sekaligus motivator terbaik bagi anak sehingga anak dapat berkembang sesuai dengan umurnya . Jangan sampai kita lengah dalam mendidik anak yang nantinya akan membuat kita menyesal di kemudian hari . Anak merupakan aset serta investasi paling berharga yang pernah dimiliki bagi setiap orang tua . Semoga semua hal yang kita takutkan itu hanyalah sebuah mimpi yang takkan pernah terjadi . Saatnya kita bangun, tetap berpikir positif bahwa semua hal itu bisa kita atasi dan cegah bersama, saling mengingatkan, saling menjaga, dan saling peduli . Biarkan semua yang telah terjadi menjadi sebuah pelajaran bagi kita semua, bagi saya dan teman-teman khususnya sebagai para calon orang tua . Didiklah anak untuk berkarya dan berjiwa pancasila . Menuju Generasi Emas Indonesia !Â
Salam Pemuda.