Mohon tunggu...
Fajar Wicaksono
Fajar Wicaksono Mohon Tunggu... -

Penggemar Bus. K-Popers, Khususnya Inspirit. Fotografer Freelance.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jakarta, Terlalu “Panas” untuk “Berkuasa”!

23 April 2016   07:18 Diperbarui: 23 April 2016   07:25 1186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Monas, Salah satu lambang ikon kota Jakarta. Kota yang akan menghadapi Perhelatan politik terpanas tahun depan, Pemilukada DKI 2017. Sumber : Foto Pribadi fajar."][/caption]Jakarta, menjelang pemilukada 2017 yang semakin membara, seakan menggiring masyarakat dan persepsinya ke ibukota. Iya, populasi dan ribuan persoalan yang belum diselesaikan menjadi bagian penting dan “haus” untuk berkuasa. Sebagai warga yang pernah tinggal di Jakarta semasa balita (di era 1995-2000), saya menarik untuk mengetahui langkah ini.

Jakarta seakan membawa dampak nasional dan internasional yang sangat tinggi ketika perhelatan dimulai.

Ada tokoh-tokoh besar yang saling menunjukkan rivalitasnya. Terkadang, media pun saling unjuk gigi menunjukkan rating para calon pemimpinnya, hanya demi Jakarta.

Calon incumbent, Pak Ahok atau Basuki Tjahaya Purnama

Iya. Misi beliau untuk mengubah Jakarta sejak memegang jabatan gubernur tidaklah mudah. Mengubah segala sistem birokrasi yang buruk, mengubah sistem transportasi yang random, membuat kalap para politikus yang "merasa" berkuasa di Jakarta adalah salah satu target yang Ahok akan segera kerjakan. Melakukan apa visi-misi pak Jokowi untuk “Jakarta Baru” sebelumnya.

Banyak rivalitas yang kepo terhadap Ahok. All about Ahok, itu istilah yang tepat bagi mereka yang pengen tahu apa saja tentang Ahok, yang pasti meningkatkan rivalitas dan elektbilitas mereka untuk merebut kursi DKI-1.

Sayang, Ahok mulai terganjal oleh beban politik yang cukup pelik.

Reklamasi Pantai Jakarta, Kalijodo, Kasus RS. Sumber Waras menjadi perhatian serius semua orang. Tidak hanya pulau Jawa, tapi seluruh Indonesia. Terlebih Pak Ahok sudah pernah diperiksa oleh KPK mengenai kasus-kasus di atas.

Calon Kedua Ridwan Kamil (Sudah Mundur)

Popularitasnya mengubah Kota Bandung secara total dianggap memukau masyarakat sehingga disandang untuk menjadi bakal calon gubernur DKI. Iya, saya warga Kota Bekasi sudah merasakan perubahan yang signifikan tentang kota ini sejak berkunjung ke Bandung.

Publik menganggap bahwa Kang Emil sangat membantu Kota Bandung jauh lebih baik. Prestasi dari domestik dan internasional terus mengucur ke Kota Bandung sejak kepemimpinan beliau.

Interaksi ruang publik antara pegawai pemerintahan dan warga merupakan salah satu kunci pentingnya prestasi Kota Bandung. Inilah yang mendasari Media Massa dan Sosial menggiring opini dan saran ke beliau untuk maju ke DKI-1.

Keputusan akhirnya, Kang Emil mundur dan fokus untuk membenahi kota Bandung, apalagi masa jabatan Kang Emil belum berakhir hingga 2018. Kang Emil sangat bagus untuk menanggapi hal isu publik mengenai DKI-1, apalagi Kota Bandung akan terasa kehilangan ketika Kang Emil meninggalkan kepemimpinannya, begitu cepat.

Calon Ketiga. Bunda Tri Rismaharini. Walikota Surabaya, menolak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun