Mohon tunggu...
Fajar Billy Sandi
Fajar Billy Sandi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

I'm a hidden king of rock and roll

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Motion Capture "Tintin" yang (Tidak Terlalu) Memukau

12 November 2011   04:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:46 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

The Adventure of Tintin (2011) ★★☆☆ Directed by: Steven Spielberg Starring: Jamie Bell, Andy Serkis, Simon Pegg, Nick Frost, Daniel Craig Steven Spielberg buat saya adalah masternya untuk film mainstream di Hollywood. Dia pernah membuat orang-orang Amerika takut untuk berenang di laut, berteman dengan alien, melawan Nazi, ikut Perang Dunia ke-2, menghidupkan kembali dinosaurus, dan masih banyak lagi. Begitu juga dengan Peter Jackson yang telah menghadirkan middle earth dan monyet raksasa ditengah-tengah dunia kita. Petualangan dan fantasi berhasil dirancang dengan sempurna oleh dua sutradara ini. Itulah modal utama yang dibutuhkan untuk mengadaptasi kisah reporter investigasi berjambul asal Belgia, Tintin, ke dalam layar lebar untuk yang keenam kalinya. Kisah tentang petualangan Tintin sudah terkenal di seluruh dunia, bahkan Tintin pun sempat mengunjungi Indonesia dalam komiknya yang berjudul Flight 714 di tahun 1968. Tintin adalah karakter buah karya Hergé, penulis asal Belgia. Dari coretan tangannya, muncul banyak karakter unik seperti Kapten Haddock, Profesor Calculus, Thomson dan Thompson, serta sang anjing putih bernama Snowy. Jujur, saya tidak pernah membaca komik Tintin sama sekali dan saya mengenal sosok Tintin hanya melalui persebaran pop culture. Tetapi ada ketertarikan tersendiri untuk menonton adaptasi film ini ke layar lebar karena orang-orang dibelakangnya; Spielberg, Jackson, Wright, Cornish, dan lainnya. Dasar cerita The Adventure of Tintin berdasarkan tiga komik yang berjudul The Crab with the Golden Claws, The Secret of the Unicorn, dan Red Rackham's Treasure. Kali ini Tintin (Jamie Bell, si Billy Elliot, laki-laki yang suka menari balet) bersama Snowy menghadapi misteri kapal unicorn milik Sir Francis Haddocke yang tenggelam di dasar laut beserta dengan 180 kg emas harta karun. Dari kapal unicorn inilah Tintin bertemu dengan Kapten Haddock (Andy Serkis, aktor spesialis untuk motion capture, tahun ini dia juga yang mengehidupkan Cesar dalam Rise of the Planet of the Apes di layar lebar), Ivan Ivanovitch Sakharine (Daniel Craig, si James Bond), serta dua detektif humoris Thomson dan Thompson (dimainkan oleh dua aktor komedi Inggris Simon Pegg dan Nick Frost, dua aktor favorit saya, juga salah satu scene-stellar dalam film ini, selain tentunya Snowy). Bersama dengan Kapten Haddock, Tintin keliling dunia untuk mencari petunjuk satu persatu sebelum didahului oleh Sakharine. Ok, ada cerita masa lalu Haddock dan penyanyi opera yang mengundang tawa penonton. Spielberg memang ahli dalam membuat cerita petualangan. Banyak sekali elemen-elemen petualangan khas Spielberg dalam Tintin layaknya Indiana Jones (kejar-kejaran dengan sepeda motor), keeksotisan laut (sepertinya hiu "Bruce" dari Jaws membuat cameo dalam film ini), dan cerita bajak laut seperti Hook. Ini adalah jenis film hiburan/petualangan/komedi yang cocok untuk ditonton oleh semua umur tetapi entah kenapa saya tidak terlalu menikmatinya. Saya merasa Spielberg hanya bermain di jalur aman. Atau mungkin penggunaan tekhnologi motion capture yang membuat film ini seperti video game. Motion capture dan 3D memang sedang menjadi tren di Hollywood. Banyak film yang menggunakan tekhnik ini seperti tokoh Gollum dalam trilogi The Lord of the Ring, makhluk Na'vi dalam Avatar, kera Cesar dalam Apes, dan yang paling mirip dengan Tintin adalah The Polar Express. Para aktor dipakaikan baju khusus dengan banyak titik yang nantinya akan diubah melalui tekhnik animasi komputer. Entah kenapa bagi saya motion capture dalam Tintin tidak digunakan secara maksimal. Memang beberapa efek 3D sangat bisa dirasakan penoton tetapi ketika adegan cepat malah terasa seperti sedang bermain video game. [caption id="" align="aligncenter" width="550" caption="Aktor Jamie Bell dan Andy Serkis ketika syuting Tintin dengan teknik motion capture sedang mendapat pengarahan dari Peter Jackson dan Steven Spielberg"][/caption] Yang menarik di 2011 ini adalah dua sutradara besar, yaitu Spielberg dan Martin Scorsese untuk pertama kalinya membuat film dalam format 3D. Mengutip @awardsdaily "But Spielberg doing animated for the first time vs. Scorsese working in 3-D for the first time? One is but a master. The other, a learner." Saya akui memang Spielberg terlalu "biasa" dalam Tintin. Sedangkan Hugo, film 3D pertama Scorsese dikatakan sangat jenius dan magical. Saya sangat, sangat tertarik untuk menonton Hugo. Urusan teknis sebenarnya bisa diatasi dengan dasar cerita yang kuat. Saya adalah tipe yang suka dengan alur cerita yang cepat. Tintin pun juga menggunakan formula '15 menit pertama' tetapi buat saya itu terlalu singkat untuk memperkenalkan dunia Tintin kepada orang-orang yang bukan penggila Tintin pada film pertama sebagai pemanasan. Karakter yang mungkin paling kuat adalah Kapten Haddock karena fokus cerita memang kepada kapal unicorn yang berhubungan dengan pembentukan karakter Haddock. Atau sebenarnya pengenalan dunia Tintin coba diperkenalkan pada opening credits film ini (salah satu adegan favorit saya, jangan telat untuk masuk ke bioskop). Ada cerita menarik tentang opening credits Tintin karena seorang animator yang bernama James Curran membuat opening credits tidak resmi Tintin dan menjadi viral di internet. Tidak disangka bahwa video itu disukai banyak orang karena desain yang minimalis. Bahkan ada berita yang mengatakan bahwa karya Curran dilihat oleh Spielberg lalu dia diundang untuk datang ke premier Tintin serta diberikan peluang kerja pada proyek Spileberg berikutnya. Inilah salah tau kekuatan internet di era sekarang. 'The Adventure of Tintin ternyata dikategorikan sebagai film animasi karena sudah di-submit untuk berkompetisi dalam kategori Best Animated Feature Oscar 2012. Dan tahun 2011 ini Spielberg juga mengeluarkan War Horse, film drama tentang World War I yang mendapat sambutan hangat kritikus. Beruntung Indonesia bisa menonton Tintin sebulan lebih awal daripada publik di Amerika karena mereka baru bisa menonton film ini tanggal 21 Desember 2011. Sequel untuk Tintin sudah direncanakan dan seperti dalam 2 atau 3 tahun ke depan bisa terealisasi. Coba tonton Tintin di bioskop, terserah Anda dalam format 3D atau bukan. 'The Adventure of Tintin' is purely entertainment that contains a forgettable adventure and Spielberg's signatures. It's exciting, at the same time exhausting. (FBS)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun